Mohon tunggu...
Darin Salsabila S
Darin Salsabila S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030079

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kenalilah Depresimu! Jangan Membuatnya Bertambah Buruk karena Kamu Terus Larut Meratapinya

13 Maret 2021   11:13 Diperbarui: 13 Maret 2021   11:16 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat dia bercerita lebih lanjut, ternyata hal yang membuat dia depresi adalah kecanduannya akan minuman keras. Bagaimana tidak, dia berkata bahwa sudah mengenal minuman ini dari SD dan bertambah parah saat dia memasuki bangku perkuliahan. Saat itu hampir setiap hari dia minum alkohol. Dikutip dari situs alodokter.com, mengonsumsi minuman keras secara berlebihan dapat menyebabkan atau memperberat depresi. Saat mengonsumsi miras ini, fungsi zat kimia otak yang mengatur mood akan terganggu, sehingga muncul gejala depresi.

Jadi minuman keras ternyata dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi. Saat saya tanya apakah dia akan berhenti, dia dengan santainya menjawab tidak dengan alasan karena dia menyukai hal itu tanpa peduli efek depresi yang sering ia rasakan.

Yang ketiga, ini kisah tentang seorang laki-laki yang putus cinta. Dia menjalani hubungan hampir dua tahun. Sampai suatu hari pacarnya memutuskannya secara tiba-tiba. Dia hanya mengiyakan walaupun rasanya tidak terima. Pada akhirnya rasa ketidakberdayaan ini berubah menjadi rasa putus asa dan kesedihan yang berlarut. Dan ya berujung pada depresi. Tidak sampai disitu, bahkan beberapa kali dia mengaku melakukan cutting pada tangannya. Dia merasa tenang jika sedang melakukan hal tersebut. Sedikit penjelasan mengenai cutting, ini merupakan bentuk melukai diri sebagai pelampiasan atas rasa sakit yang ia rasakan.

Yang keempat, broken home memang sering kali menjadi penyebab kebanyakan anak mengalami depresi. Rasa traumatis atas berpisahnya kedua orang tua, melihat mereka bertengkar, dan meneriaki satu sama lain. Itu sungguh menimbulkan bayangan mengerikan bagi anak. Tidak ada tempat untuk dirinya berkeluh kesah menyampikan beban hidupnya yang akhirnya akan dia pendam sendiri sampai menjadi luka yang dalam.

Dalam hal ini, saya juga mempunyai teman yang sedang berjuang melewatinya. Orang tuanya bercerai sekitar 4 tahun lalu. Dari situ dia hidup sendiri di kos tapi kadang juga tinggal dengan neneknya. Dia merasa terpuruk, merasa sangat kesepian, kehilangan semangat hidup, menangis setiap malam, jam tidur tidak teratur, dan pola makan berantakan.

Diperparah lagi sejak dua tahun terakhir ini, dia menjalani toxic relationship. Sangat disayangkan orang yang ia yakini bisa menghilangkan rasa sedihnya malah memperburuk keadaannya. Dia menjadi tambah tertutup, tidak mempercayai siapapun, bahkan untuk bertemu orang lain pun sangat takut. Dia mengalami kecemasan sosial yang teramat buruk.

Sampai pada akhirnya sebulan terakhir depresi yang ia alami bertambah buruk. Setiap kali dia merasa sedih dan ketakutan, dia akan menangis dengan waktu yang lama dan itu sangat sesak. Dia merasakan sesak tidak seperti biasanya dan sangat menyiksa.

Dia memutuskan dalam waktu dekat ingin segera ke psikiater. Dia ingin hidup normal kembali dan melepas beban hidupnya. Saya kira ini adalah langkah awal yang bagus untuknya.

Gangguan mental ini memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Seperti beberapa contoh di atas, orang yang mengalami depresi seperti tidak mempunyai pilihan lain dalam hidupnya. Tapi tentunya mereka memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik lagi jika bisa melewatinya.

Beberapa yang dapat disimpulkan dari bertambah buruknya depresi seseorang adalah:

  • Berada di lingkungan yang negatif
  • Mempunyai pikiran bahwa tidak ada pilihan lain
  • Takut untuk membicarakan kepada orang lain
  • Takut untuk mempercayai orang lain
  • Takut untuk berpisah dengan zona nyamannya
  • Tidak mengenal fungsi psikiater
  • Tidak pernah bercerita untuk mengeluarkan sedikit kesedihan hidupnya
  • Tidak ada kepedulian dari keluarga

Tak dapat dipungkiri, seseorang yang sedang depresi memang memiliki emosional yang naik turun. Tekanan dari lingkungannya, ketakutan hidupnya, rasa traumatis terhadap kejadian di masa lalu yang bercampur menjadi satu membuat mereka tidak bisa berpikir jernih lagi. Tidak jarang ada yang memilih jalan instan untuk menyelesaikannya, seperti konsumsi narkoba. Bahkan melampiaskannya dengan menyiksa diri sendiri (self-harm), dianggap sebagai pilihan terbaiknya. Ada juga yang memilih pergaulan bebas sebagai solusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun