Mohon tunggu...
DARAPENA
DARAPENA Mohon Tunggu... IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI

pengabdian masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengumpulan Data Terpilah di Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk

11 September 2025   14:27 Diperbarui: 11 September 2025   14:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Mahasiswa dan fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA berdiskusi dalam proses pendataan

Nganjuk, 6 Agustus 2025 - Enam mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata  Kediri melaksanakan kegiatan pengumpulan data terpilah di Desa Karangsemi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, sejak tanggal 2 hingga 6 Agustus 2025. Kegiatan ini bertujuan menghimpun data terpilah yang akurat sebagai dasar perencanaan program desa, khususnya yang berhubungan dengan isu sosial dan kesehatan masyarakat.

Pengumpulan data terpilah ini dilakukan secara kolaboratif antara mahasiswa, fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA (Sekolah Perempuan, Anak dan Masyarakat Marginal) Desa Karangsemi, serta didampingi oleh dosen pendamping dari Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Keempat dosen yang hadir adalah Ibu Endah Retnani Wismaningsih, S.KM., M.Kes., Ibu Ratna Frenty Nurkhalim, S.KM., M.P.H., Ibu Indah Susilowati, SH., M.H., serta Ibu Ni'matu Zuliana, S.KM., M.KKK. Kegiatan ini merupakan bagian dari program yang didanai melalui Pendanaan Hibah PKM Kemdiktisaintek Tahun 2025. Kehadiran para dosen pendamping memberikan arahan agar proses pendataan berjalan sistematis, dan cepat hingga tersedianya data desa yang akurat, mutakhir, dan terperinci sesuai karakteristik penduduk Desa Karangsemi

Gambar 2. Pertemuan fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA, Kepala Desa Karangsemi dengan Kepala Desa Candirejo, Fasdas Kabupaten Nganjuk membahas data 
Gambar 2. Pertemuan fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA, Kepala Desa Karangsemi dengan Kepala Desa Candirejo, Fasdas Kabupaten Nganjuk membahas data 

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data terpilah ini adalah dengan melakukan serangkaian pertemuan bersama fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA, Kepala Desa Karangsemi, Kepala Desa Candirejo, Fasdas Kabupaten Nganjuk. Melalui forum diskusi dan kerja kelompok, data yang dibutuhkan mulai dikumpulkan dari masing-masing Rukun Tetangga (RT). Fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA berperan penting dalam melakukan pencatatan awal, karena mereka lebih mengenal kondisi sosial di lingkungan masing-masing.

Gambar 3. Enam mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pengumpulan data terpilah.
Gambar 3. Enam mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pengumpulan data terpilah.
Mahasiswa kemudian membantu mengolah, mengklasifikasikan, serta merekapitulasi data tersebut agar lebih rapi dan mudah dianalisis. Desa Karangsemi sendiri memiliki 14 RT yang seluruhnya menjadi fokus pendataan. Hal ini membuat prosesnya cukup panjang, karena setiap RT memiliki karakteristik dan tantangan sosial yang berbeda.

Gambar 4. Foto bersama mahasiswa, dosen pendamping, perangkat desa, dan fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA Karangsemi.
Gambar 4. Foto bersama mahasiswa, dosen pendamping, perangkat desa, dan fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA Karangsemi.

Kegiatan ini tidak hanya sekadar mengumpulkan data, tetapi juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan warga desa. Beberapa kali pertemuan dilakukan di rumah warga maupun di balai desa dalam suasana hangat, penuh diskusi santai, dan kebersamaan. Dukungan warga, khususnya para fasilitator desa dan siswa SAPA MAMA, terlihat sangat besar. Mereka aktif ikut mencatat, berdiskusi, hingga memastikan data yang dikumpulkan benar dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Antusiasme juga tampak dari mahasiswa yang terjun langsung ke lapangan. Mereka tidak hanya belajar mengenai teknik pendataan, tetapi juga memahami dinamika sosial masyarakat desa. Kegiatan ini memberikan pengalaman praktis sekaligus membuka wawasan tentang pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam pembangunan berbasis data.

Data terpilah yang terkumpul memiliki nilai strategis bagi Desa Karangsemi. Dengan adanya data yang jelas berdasarkan kelompok tertentu, pemerintah desa dapat merancang program yang lebih tepat sasaran, baik di bidang kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, maupun perlindungan anak.

Adapun data terpilah yang berhasil dihimpun meliputi:

  • Data pernikahan, yaitu jumlah pernikahan menurut jenis kelamin dan kelompok usia, serta daftar nama pasangan menikah lengkap dengan umur, pendidikan, bulan menikah, dan alamat.
  • Data kepala keluarga perempuan (PEKKA) rentan ekonomi, berupa rekap jumlah kepala keluarga perempuan berdasarkan kelompok usia (35--40 tahun, 40--50 tahun, 50--60 tahun, dan >60 tahun) serta daftar nama mereka lengkap dengan umur, jumlah anak, alamat, dan status.
  • Data kepala keluarga perempuan secara umum, yang mencatat jumlah dan identitas perempuan yang menjadi penanggung jawab keluarga.

Kategori sosial lainnya, seperti data anak, lansia, disabilitas, hingga kondisi rentan yang memerlukan perhatian khusus dari pemerintah desa.

Karena proses pendataan dilakukan secara kolektif dan melibatkan masyarakat, diharapkan pemerintah desa dapat menggunakan data ini sebagai dasar untuk membuat kebijakan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan warganya. Dengan demikian, data ini akan menjadi dasar untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan desa untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan yang berkeadilan dan berkesinambungan.

Hasil dari data terpilah tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah desa untuk menginisiasi berbagai program berbasis komunitas. Program-program tersebut antara lain pembentukan sanggar tari sebagai wadah pelestarian budaya sekaligus pengembangan bakat generasi muda, pendirian sudut baca atau perpustakaan sebagai alternatif kegiatan positif untuk mengurangi ketergantungan anak-anak terhadap gawai, serta pengembangan kampung lincak sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi, dan media penguatan kebersamaan antarwarga. Selain itu, bagi anak usia dini juga disediakan pojok dongeng yang diharapkan dapat menumbuhkan minat baca, merangsang daya imajinasi, serta mempererat hubungan emosional antara orang tua dan anak. Hasil pendataan tersebut juga menunjukkan perlunya perhatian khusus terhadap ibu-ibu yang berada dalam kondisi rentan secara ekonomi. Pemerintah desa memberikan perhatian terhadap permasalahan tersebut dan berupaya menanganinya melalui langkah-langkah yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun