Mohon tunggu...
dara hilda
dara hilda Mohon Tunggu... -

seorang pelajar SMANSA MEULABOH, Aceh Barat.. masih dalam proses belajar menulis nulis.. salam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di tempat yang bau ini kita kembali di pertemukan

28 Agustus 2010   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:39 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tak pernah bisa aku ungkapkan. dan mungkin tak akan pernah terungkap tentang perasaanku terhadapmu. entahlah, entah masih ada waktu suatu saat aku melihatmu atau mungkin tidak sama sekali.

siang itu terik sekali mentari seakan membakar kulitku dan seluruh isinya. karena aku lagi libur kuliah dan pulang ke kotaku tanteku ingin sekali berbelanja denganku. di siang yang terik ini aku di ajak tanteku berbelanja di pasar ikan. bingar dan padat sekali di pasar ini. selagi tanteku memilih milih ikan mana yang akan di beli aku berdiri di sampingnya sambil melihat kesana dan kemari, entah apa yang aku lihat. tak jauh dariku hanya beberapa langkah dariku hanya beberapa langkah dariku aku melihat seseorang yang kebetulan juga melihat ke arah ku sambil berdiri kaku. ku perhatikan sosok itu, kurus, tinggi, warna kulitnya yang putih dan tidak bersih, sorot matanya seperti aku mengenalnya. kali ini aku dan lelaki itu berdiri saling berhadapan hanya saja kami terpisah beberapa langkah. apa yang harus aku ingat? tak perlu aku ingat kembali. karna memang sama sekali aku tak pernah melupakannya sampai sekarang ini. ia tersenyum setengah padaku tak sedikit pun aku bisa membalas senyumnya. seolah dimensi waktu terhenti, dan di pasar ini hanya ada aku dan dia. aku hanya berdiri mematung di hadapannya.

"annisa, yuk.. tante buru buru nih" ajak tante sambil menarik tanganku pergi dari tempatku berdiri mematung.

aku hanya mengikuti tanteku tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutku dan mulutnya. sempat ku toleh kembali dirinya sebelum aku pergi dari hadapannya. dia masih berdiri di tempat itu dengan kaku. kemudian aku menjauh darinya. semua berlalu begitusaja.sesampai dirumah buru buru aku menuju kamarku dan mengobrak abrik kembali barang barang lamaku yang masih aku simpan. hanya sebuah album foto yang aku cari, album foto semasa SMU ku. kubuka kembali lembaran lembaran masalalu dan memastian siapa yang aku lihat barusan. "ngak salah lagi, dia itu ikshan" ya ikshan. cinta ku yang pernah hilang entah kemana sebelum aku sempat menyatakan perasaanku padanya dan aku tak menyangka di pertemukan kembali di pasar ikan yang begitu padatnya.

ikshan itu temen  dulu sekelasku saat aku masih SMU. sebenarnya aku telah menyukainya sejak kelas 1 SMU hanya saja baru di kelas 2 Smu kami sempat pdkt sebelum dia hilang begitu saja tanpa kabar. tak pernah lagi aku melihatnya sejak 5 tahun yang lalu. saat dia meninggalkanku tanpa kabar, hatiku begitu hancur dan aku beitu galau.  karena belum sempat sama sekali aku mengatakan perasaanku yang telah lama terpendam untuknya. andai saja dulu dia tau... ah, sudahlah itu hanya 5 tahun silam.

berhari hari aku memikirkan tentang ikshan.. aku bingung, aku ingin berjumpa dengannya tetapi ada ketakutan tersendiri yang aku rasakan. entahlah apa itu, tapi gundah menyergapku, memilukan lagi hatiku dan merobek robek kembali perasaanku seperti 5 tahun silam.

lusa aku akan menjalankan kembali aktivitasku sebagai mahasiswi. berarti besok aku akan meninggalkan kota kelahiranku, hari ini hari terakhir aku di kota ini. "aku harus menemuinya" fikirku dalam hati. segera aku menukar baju, merogoh kunci motorku dan menacapkan gas motor menuju pasar ikan. aku terus berlari mencari sosok yang aku cari di setiap sudut pasar ikan ini. dua jam sudah aku berkeliling dan bertanya tanya kesana dan kemari. tak kunjung ku temukan.

" Tuhan, pertemukan aku padanya. ijinkan aku untuk sekedar bertanya kemana dia selama ini agar hilang semua rasa penasaranku slama bertahun tahun"

ku toleh mataku kearah barat dan aku melihat sosok itu. kulihat ikshan dengan usahanya mengangkat setumpuk ikan yang ia pangkul di punggung nya dan berjalan melaluiku

"ikshan.."  panggilku setelah ia menyelesaikan pekerjaannya

"annisa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun