Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Di tempat yang bau ini kita kembali di pertemukan

28 Agustus 2010   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:39 167 0
tak pernah bisa aku ungkapkan. dan mungkin tak akan pernah terungkap tentang perasaanku terhadapmu. entahlah, entah masih ada waktu suatu saat aku melihatmu atau mungkin tidak sama sekali.

siang itu terik sekali mentari seakan membakar kulitku dan seluruh isinya. karena aku lagi libur kuliah dan pulang ke kotaku tanteku ingin sekali berbelanja denganku. di siang yang terik ini aku di ajak tanteku berbelanja di pasar ikan. bingar dan padat sekali di pasar ini. selagi tanteku memilih milih ikan mana yang akan di beli aku berdiri di sampingnya sambil melihat kesana dan kemari, entah apa yang aku lihat. tak jauh dariku hanya beberapa langkah dariku hanya beberapa langkah dariku aku melihat seseorang yang kebetulan juga melihat ke arah ku sambil berdiri kaku. ku perhatikan sosok itu, kurus, tinggi, warna kulitnya yang putih dan tidak bersih, sorot matanya seperti aku mengenalnya. kali ini aku dan lelaki itu berdiri saling berhadapan hanya saja kami terpisah beberapa langkah. apa yang harus aku ingat? tak perlu aku ingat kembali. karna memang sama sekali aku tak pernah melupakannya sampai sekarang ini. ia tersenyum setengah padaku tak sedikit pun aku bisa membalas senyumnya. seolah dimensi waktu terhenti, dan di pasar ini hanya ada aku dan dia. aku hanya berdiri mematung di hadapannya.

"annisa, yuk.. tante buru buru nih" ajak tante sambil menarik tanganku pergi dari tempatku berdiri mematung.

aku hanya mengikuti tanteku tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutku dan mulutnya. sempat ku toleh kembali dirinya sebelum aku pergi dari hadapannya. dia masih berdiri di tempat itu dengan kaku. kemudian aku menjauh darinya. semua berlalu begitusaja.sesampai dirumah buru buru aku menuju kamarku dan mengobrak abrik kembali barang barang lamaku yang masih aku simpan. hanya sebuah album foto yang aku cari, album foto semasa SMU ku. kubuka kembali lembaran lembaran masalalu dan memastian siapa yang aku lihat barusan. "ngak salah lagi, dia itu ikshan" ya ikshan. cinta ku yang pernah hilang entah kemana sebelum aku sempat menyatakan perasaanku padanya dan aku tak menyangka di pertemukan kembali di pasar ikan yang begitu padatnya.

ikshan itu temen  dulu sekelasku saat aku masih SMU. sebenarnya aku telah menyukainya sejak kelas 1 SMU hanya saja baru di kelas 2 Smu kami sempat pdkt sebelum dia hilang begitu saja tanpa kabar. tak pernah lagi aku melihatnya sejak 5 tahun yang lalu. saat dia meninggalkanku tanpa kabar, hatiku begitu hancur dan aku beitu galau.  karena belum sempat sama sekali aku mengatakan perasaanku yang telah lama terpendam untuknya. andai saja dulu dia tau... ah, sudahlah itu hanya 5 tahun silam.

berhari hari aku memikirkan tentang ikshan.. aku bingung, aku ingin berjumpa dengannya tetapi ada ketakutan tersendiri yang aku rasakan. entahlah apa itu, tapi gundah menyergapku, memilukan lagi hatiku dan merobek robek kembali perasaanku seperti 5 tahun silam.

lusa aku akan menjalankan kembali aktivitasku sebagai mahasiswi. berarti besok aku akan meninggalkan kota kelahiranku, hari ini hari terakhir aku di kota ini. "aku harus menemuinya" fikirku dalam hati. segera aku menukar baju, merogoh kunci motorku dan menacapkan gas motor menuju pasar ikan. aku terus berlari mencari sosok yang aku cari di setiap sudut pasar ikan ini. dua jam sudah aku berkeliling dan bertanya tanya kesana dan kemari. tak kunjung ku temukan.

" Tuhan, pertemukan aku padanya. ijinkan aku untuk sekedar bertanya kemana dia selama ini agar hilang semua rasa penasaranku slama bertahun tahun"

ku toleh mataku kearah barat dan aku melihat sosok itu. kulihat ikshan dengan usahanya mengangkat setumpuk ikan yang ia pangkul di punggung nya dan berjalan melaluiku

"ikshan.."  panggilku setelah ia menyelesaikan pekerjaannya

"annisa?"

"bisa minta waktumu sebentar?"

"tentu" jawabnya dengan sedikit nada keraguan.

hanya berdua dengannya di tempat ini. kami sengaja mengambil tempat yang sedikit jauh dari keramaian dan bau pesing yang tak tertahankan.

"bisa kamu jelaskan apa yang terjadi selama ini?"

ikshan hanya tersenyum sebelah mendengar pertanyaanku

"tolong jelaskan?kemana kamu selama ini meninggalkanku  bagai hilang ditelan bumi/" paksaku

"aku tidak kemana mana, aku hanya disini"

"tapi kenapa aku tak pernah tau? jangan membohongiku"

"aku tak pernah bohong.aku tak pernah pergi dari kota ini. maaf aku pernah mengecewakanmu dulu" jawabnya sambil tertunduk dalam dalam sambil sesekali menyeka keringatnya

"ikshan, kamu tak pernah tau perasaanku, aku hanya ingin katakan tentang 5 tahun yang lalu. saat kamu tinggalkan aku, aku merasa kamu membawa separuh kehidupanku bersamamu, kamu bawa lari cintaku"

"itu hanya 5 tahun yang lalu, saat kau masih mencintaiku. sekarang kutanya padamu? apa kamu masih mencintaiku? aku sekarang bukan anak konglomerat lagi. aku hanya tukang ikan yang bau dan dekil tak seperti ikshan yang dulu"

"aku tak perduli, bagiku kamu tetap ikshan yang dulu. kembalikan cinta ku yang pernah kamu bawa pergi"

"tidak, kamu tidak tau apa yang selama ini terjadi"

"maka dari itu ceritakan apa yang terjadi"

"kamu tau, hari dimana aku menghilang begitu saja dari hidupmu dan semua orang yang ku kenal? over dosis penyebabnya. 3 tahun dalam rehabilitas ayahku terkena kasus korupsi dan ditahan di balik jeruji besi, kami jatuh miskin dan aku bekerja di sini kurang lebih sudah 2 tahun untuk menghidupi ibu dan kedua adikku. aku tak punya muka untuk bertemu kamu dan teman teman lainnya" jelasnya panjang lebar sambil menatap awan yang berarak di langit biru.

"maka dari itu kamu menghilang? itu konyol"

" apa yang kami harap dari orsng seperti aku? apa yang kamu tunggu? aku bekas seorang pencandu, anak seorang terpidana korupsi dan aku hanyalah seorang tukang ikan. aku bukan seorang pekerja kantor dan bukan seorang sarjana. apa yang kamu harapkan nisa? kamu punya masa depan yang lebih cerah dari bukan orang seperti aku. pergilah dan jangan pernah ingat aku lagi". ungkapnya lagi sambil kembali di tekukkan wajahnya semakin dalam.

tak terasa ku teteska n airmata dihadapannya tak pernah kutau betapa berat perjuangnya selama ini.

"aku cinta kamu ikshan, jangan buat 5 tahun pencarianku itu sia sia"

"jangan aku nisa. pergi nisa pergi, tak ada yang perlu kamu harapkan dari orang seperti aku, pergialh jika kami mencintaiku, aku mohon!"

kutatap dirinya yang sangat berbeda dari 5 tahun silam, ku tatap baik baik sebelum aku pergi dari sini. ini kemauannya, tapi tetap dalam hatiku mencintainya. setidaknya ungkapan perasaanku membuatku lega dan bebas dari rasa penasaran selama bertahun tahun.

"baiklah aku akan pergi. satu hal yang perlu kamu tau. cinta itu tak pernah mendang materi dan hitamnya masa lalu. terima kasih untuk waktumu walaupun hanya sebentar saja. aku harap aku selalu dihatimu karna kamu selalu dihatiku. aku pergi!"

ku balikkan tubuhku, perlahan ku langkahkan kakiku meninggalkannya sambil ku usap air mataku yang membasahi. aku bersyukur pernah pergi ke tempat yang bau ini.  karena ditempat yang bau ini kita kembali di petemukan.

oleh : Dara Hilda Maisyita

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun