Mohon tunggu...
Danu Supriyati
Danu Supriyati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis menempuh pendidikan jurusan Fisika, pernah menerbitkan buku solo Pesona Fisika, Gus Ghufron, dan beberapa antologi baik puisi maupun cerpen. Semoga tulisannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Jejak tulisannya dapat dibaca di https://linktr.ee/danusupriyati07

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antisipasi Keamanan Diri

2 November 2022   16:35 Diperbarui: 2 November 2022   16:37 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antisipasi Keamanan Diri


Penusukan oleh orang tak dikenal (OTK) membawa dampak psikis baik bagi korban, keluarga maupun warga setempat. Bahkan efek ketakutan dan kekhawatiran menular hingga ke daerah lain tak terkecuali bagi penulis sendiri. Tinggal di wilayah padat penduduk dengan lalu lintas ramai, keamanan yang selalu di posisi waspada tidak mengikis traumatis akibat berita penusukan tersebut. Dendam dan kebutuhan menjadi motif pelaku kejahatan nekat melukai para korban. Bahkan tidak segan-segan menghilangkan nyawa demi membalas sakit hati atau sekadar mendapatkan barang incaran.


Untuk penelusuran kasus yang sudah memakan korban, pihak kepolisian akan mengusut tuntas. Lalu bagaimana dengan keamanan masyarakat awam seperti kita ini? Tidak mungkin meminta pengamanan ketat dari pihak berwajib tanpa alasan yang logis hanya gara-gara ketakutan belaka. Kita sebaiknya mulai melakukan antisipasi sebagai perlindungan terhadap keselamatan diri.


  • Bentuk antisipasi keamanan diri yang dapat kita lakukan yaitu :
    Antar jemput anak sekolah sebagai bentuk kewaspadaan kita sebagai orang tua.
  • Melewati jalur ramai untuk meminimalisir tindak kejahatan.
  • Stop menggunakan barang berharga seperti perhiasan yang mencolok saat bepergian.
  • Stop menggunakan fasilitas gadget saat berkendara.
  • Membangun hubungan yang harmonis dengan semua pihak.
  • Jaga mulut jaga hati saat berbicara dengan orang asing.
  • Tidak mudah terpengaruh bujuk rayu orang asing dengan modus minta diantarkan ke suatu tempat, meminjam gadget bermodus untuk menghubungi seseorang bahkan meminjamkan kendaraan dengan modus kebutuhan mendesak.
  • Memutuskan circle kebencian dan dendam kesumat. Melakukan pendekatan dan berani mengakui salah lalu meminta maaf pada pihak yang mungkin tersakiti dengan sikap kita. Tangguhkan ego dan gengsi karena amarah bisa memantik tindak kejahatan.


Selain dendam dan kebutuhan, adanya kesempatan pun memicu pelaku untuk bertindak jahat pada korban. Maka jangan sampai kita menjadi target kejahatan hanya karena penampilan yang glamour. Jangan lupa juga catat nomor darurat seperti kepolisian untuk berjaga-jaga jika terjadi hal di luar keinginan kita. Selalu bekali diri dengan kewaspadaan dan berdoa agar terhindar dari niat jahat pelaku kriminal. Musibah tidak bisa diprediksi namun setidaknya tindakan preventif dapat mengurangi resiko kejahatan. Terima kasih.


Kebumen, 2 November 2022
Penulis : Danu Supriyati, S.Si

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun