Mohon tunggu...
Danny Febrian
Danny Febrian Mohon Tunggu... Corporate Communication Specialist

• Certified Public Media Relations Officer • Master degree in Corporate Communications/Public Relations. • 3 times The Best Employee (2019-2021) • Experienced corporate communication (+/- 8 years) • Skilled on content writing • Sosial media savvy

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tertarik dalam Kemewahan, Terjebak dalam Kegagalan: Realita Anak Muda Masa Kini

16 September 2023   16:48 Diperbarui: 16 September 2023   16:51 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak muda jaman sekarang itu hidup di dunia yang terkoneksi, dikelilingi oleh tekanan untuk bersinar, tampil keren, dan penuh hasrat pengakuan sosial. Tetapi, dalam upaya mencapai ekspektasi ini, seringkali mereka terperangkap dalam jebakan berbahaya yang dikenal sebagai "gengsi". Mari kita bahas bagaimana gengsi telah menjadi dilema mendalam yang merayap di antara generasi muda masa kini, dan bagaimana kegagalan akhirnya selalu menjadi pelajaran berharga.

1. Godaan Media Sosial

Kita berada di era di mana isi media sosial selalu penuh "kemewahan palsu". Bodohnya, anak muda sekarang tergoda untuk menciptakan citra ideal mereka seperti khayalan palsu yang tidak mungkin itu. Mereka membagikan momen-momen yang sering kali mengabaikan realitas, berlomba-lomba mendapatkan pujian dan pemberian "hati", namun pada akhirnya, mereka hanya menghadapi tekanan mental.

2. Kuliah di Jurusan Bergengsi

Banyak anak muda merasa terdorong untuk mengejar jurusan "populer" atau berprestise, meskipun itu bukan minat mereka. Mereka bergabung dalam arus tanpa mempertimbangkan apakah jurusan itu benar-benar mencerminkan passion dan bakat mereka. Akhirnya kembali lagi, mereka mendapati diri terperangkap dalam karier yang tidak mereka nikmati.

3. Utang Demi Gaya Hidup 

Ini yang paling parah dan mengakar, budaya konsumtif telah merayap ke dalam pikiran yang menggoda anak muda untuk membeli barang-barang mewah atau menjalani gaya hidup berlimpah, bahkan jika itu melebihi kemampuan keuangan mereka, hanya demi menciptakan citra "kekinian" di mata rekan sejawat dalam 1 postingan "goblok". Nyatanya, hal tersebut membawa mereka pada jurang utang yang menakutkan.

Jadi, bagaimana kita bisa melawan dilema ini? Pertama, kita perlu mengenali tekanan gengsi dan menahannya saat tidak sesuai dengan nilai-nilai dan impian kita. Kedua, kita harus berani mengejar minat dan passion sejati, tidak sekedar mengikuti arus tren. Ketiga, mengelola keuangan secara bijaksana dan menghindari utang yang tidak perlu. Terakhir, kita harus ingat bahwa kesuksesan yang sejati bukanlah tentang mengalahkan orang lain dalam hal apapun, melainkan tentang mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup.

Kemakan gengsi adalah perangkap berbahaya, terutama bagi anak muda masa kini. Namun, dengan kesadaran, pengambilan keputusan bijak, dan dukungan sekitar, kita bisa menghindari jalan menuju kegagalan dan mencapai kesuksesan yang lebih bermakna. Yang paling penting, mari kita ingatkan anak muda bahwa kebahagiaan sejati dan kedamaian dalam hidup adalah tujuan yang lebih berharga daripada sekadar mengejar bayangan citra diri yang penuh klise.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun