Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama FEATURED

Fenomena Paylater di Tengah Menjamurnya Pinjol Ilegal

24 November 2021   10:14 Diperbarui: 13 Mei 2022   06:08 2453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara paling sederhana tapi sulit kita harus bisa membedakan keinginan atau kebutuhan. Jika apa yang kita beli hanya sekedar keinginan, sebaiknya hindari.

Jika sudah menyangkut keinginan, biasanya akan terus ada dan seseorang akan terus terobsesi dengan keinginan yang lain. Jadi, rasa keinginan itu akan terus muncul. 

Keinginan akan sesuatu seperti monster yang bisa regenerasi. Jika kita potong badan si monster, maka tidak lama lagi akan sembuh. Begitu juga dengan keinginan, jika satu keinginan sudah terpenuhi maka akan muncul keinginan yang lain. 

Shopaholic juga sering dianggap sebagai syndrom dan menyangkut masalah kesehatan mental. Hal itu karena saat kita berbelanja dan keinginan itu terpenuhi, maka otak kita akan mengeluarkan rasa senang yang dipengaruhi hormon dopamin. 

Rasa senang itulah yang membuat kita candu. Keinginan akan terus ada selama manusia hidup, oleh karena itu kita harus bisa membatasi diri agar tidak terjerumus pada perilaku negatif tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun