Mohon tunggu...
Artha Merika Indah Puspita
Artha Merika Indah Puspita Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Perencanaan Keuangan dan Mahasiswa Doktor Ilmu Manajemen UNAIR

Tertarik pada bidang perencanaan keuangan dan juga Corporate FInance

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Minimnya Pemahaman Keuangan Generasi Z: Menjamurnya Kasus Pinjol

9 Maret 2024   20:45 Diperbarui: 9 Maret 2024   21:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bonus demografi penduduk di Indonesia memberikan potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi negara ini. Namun, apakah kita benar-benar siap menghadapi tantangan yang ada? Mengutip data dari laman BPS, sebagian besar penduduk Indonesia saat ini berada pada usia produktif, dengan generasi Z yang menjadi sebaran terbesar. Generasi ini lahir di era teknologi dan diharapkan bisa memberikan warna baru dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Namun, generasi Z juga menghadapi tantangan keuangan yang unik. Banyak dari mereka kurang memahami manajemen keuangan personal. Menurut Richard Thaler dalam karyanya "Nudge: Improving Decisions About Health, Wealth, and Happiness", keuangan personal melibatkan manajemen uang dan sumber daya finansial untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang, serta mengelola risiko keuangan. Ini mencakup perencanaan pengeluaran, pengelolaan pendapatan, investasi, tabungan, pembayaran hutang, dan perlindungan aset.

Pemerintah perlu menyadari pentingnya memberikan pendidikan dan informasi yang memadai tentang manajemen keuangan personal kepada generasi Z. Media juga memiliki peran penting dalam memberikan informasi, edukasi, dan mengkritisi praktik pinjaman online yang merugikan generasi ini. Dengan demikian, media dapat menjadi kekuatan positif yang membantu membangun generasi yang lebih bijaksana secara finansial dan melindungi mereka dari praktik yang merugikan.

Bonus demografi bisa menjadi keuntungan besar jika pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan mampu merespon dengan baik. Namun, jika tidak ada upaya yang cukup untuk mengatasi kurangnya pemahaman dalam manajemen keuangan personal, bonus demografi ini dapat menjadi petaka bagi generasi Z dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Penting bagi kita semua untuk memastikan bahwa generasi Z memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka dengan baik, sehingga mereka dapat berkontribusi secara maksimal dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi negara ini.

Tujuan dari manajemen keuangan personal adalah untuk mencapai kestabilan finansial, keamanan, dan kemandirian finansial. Menurut Financial Planning Standards Board Indonesia, Perencanaan Keuangan merupakan proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan hidup, dan keinginan melalui proses pengelolaan keuangan secara terencana.

Salah satu fenomena yang mencolok dari kurangnya pemahaman terhadap manajemen keuangan personal bagi setiap individu khususnya Generasi Z adalah meningkatnya jumlah kasus pinjaman online (pinjol) yang melibatkan generasi ini. Pinjaman online telah menjadi populer di kalangan Generasi Z karena kemudahan akses, proses yang cepat, dan minimnya persyaratan formalitas. Namun, akibat kurangnya pemahaman tentang konsep pengelolaan keuangan, banyak Generasi Z yang terjebak dalam siklus pinjaman berbunga tinggi yang sulit untuk dibayar.

Maraknya kasus pinjol ini tidak bisa dilepaskan dari aspek psikologis generasi Z yang mengutamakan status sosial, Dimana brand yang mereka di gunakan lebih penting ketimbang berfikir tentang bagaimana masadepanya. Media memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemahaman personal finance di kalangan Generasi Z. Melalui pemberitaan yang mendalam, pemaparan kasus nyata, dan penyajian informasi yang mudah dipahami, media dapat membantu Generasi Z memahami konsekuensi jangka panjang dari keputusan keuangan mereka.

Selain itu, peran media juga melibatkan advokasi dan edukasi. Media harus mempromosikan pentingnya literasi keuangan di kalangan Generasi Z, dengan mengedukasi mereka tentang konsep pengelolaan keuangan yang sehat, termasuk pentingnya membuat anggaran, menabung, dan berinvestasi dengan bijak. Melalui kampanye edukasi yang berkelanjutan, media dapat membantu mengurangi angka kesalahan keuangan di kalangan Generasi Z.

Selain itu, media juga harus mengkritisi praktik pinjaman online (pinjol) yang merugikan generasi ini. Mereka harus mengungkap praktik pinjaman yang tidak bertanggung jawab, bunga yang tidak masuk akal, dan praktik penagihan yang tidak adil. Dengan mengangkat isu ini, media dapat memberikan tekanan kepada regulator dan pemerintah untuk mengatur industri pinjol secara lebih ketat dan melindungi generasi muda dari kerugian finansial yang serius.

Dalam upaya mengatasi kurangnya pemahaman personal finance di kalangan Generasi Z, media memiliki peran penting dalam memberikan informasi, edukasi, dan memperjuangkan perlindungan konsumen. Dengan demikian, media dapat menjadi kekuatan positif yang membantu membangun generasi yang lebih bijaksana secara finansial dan melindungi mereka dari praktik pinjol yang merugikan.

Perencanaan keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk memastikan bahwa kebutuhan keuangan di masa kini dan masa depan dapat terpenuhi. Dengan memanfaatkan berbagai referensi ini, individu dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang keuangan personal dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun