Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah di Balik Munculnya Jerawat Pertama

16 Oktober 2021   18:56 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:10 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jerawat. Via: kompas.com

Ada yang menyebut jerawat adalah tanda seseorang tengah jatuh cinta

Pendapat di atas mungkin ada benarnya. Jerawat umumnya muncul pada masa pubertas, di masa itu seseorang yang masuk masa puber mulai tertarik dengan lawan jenis. Jadi dari situlah ungkapan di atas muncul.

Alkisah sekitar tahun 2013, saya saat itu duduk di kelas 9 SMP. Tidak ada yang istimewa dari diri saya, saya tidak pintar, tidak nakal, tidak juga bodoh. Tipikal murid seperti ini biasanya jarang diingat oleh guru. 

Guru hanya mengingat dua jenis murid, murid paling pintar dan murid paling nakal. Suatu ketika, mata saya dibuat kagum oleh seorang perempuan yang menurut penilaian saya cantik. 

Sebut saja namanya Dela. Dela aktif di organisasi OSIS dan paskibra. Di sekolah saya, perempuan yang masuk paskibra memiliki kecantikan paripurna yang tidak perlu diragukan lagi. 

Sayangnya, kondisi itu berbanding terbalik dengan kondisi saya. Bak bumi dan langit, saya tidak tahu diri saat itu. Tapi, apa daya perasaan itu sudah masuk ke dalam lubuk hati saya.

Sebagai seorang remaja yang dimabuk cinta, setiap Senin pagi saya bersemangat mengikuti upacara bendera. Tidak ada yang melebihi semangat saya, saya pun berdiri paling depan. 

Tujuannya jelas, saya ingin melihat Dela yang menjadi petugas upacara. Saya tidak peduli dengan situasi di sekeliling saya. Saya hanya fokus pada satu petugas yaitu Dela.

Saya memang tidak bisa menggambarkan seseorang. Saya hanya bisa menggambarkan Dela dengan satu kata saja yaitu cantik. Namun, ketika tersenyum ada lesung pipit di pipinya. 

Selain itu, rambut panjangnya ia biarkan terurai begitu saja. Rambutnya yang lurus menutupi keningnya. Ketika angin berhembus, maka wuss rambut hitam tersebut tertiup angin. Itu adalah pesona paripurna kecantikan Dela. 

Keesokan harinya, saya sengaja datang lebih pagi. Posisi kelas saya kebetulan ada di lantai atas dan menghadap gerbang masuk. Jam setengah 7 pagi saya sudah tiba di kelas dan duduk melihat keluar jendela. 

Tentu saja saya menunggu Dela lewat gerbang sekolah. Dan ketika ia datang, mata saya terus mengikutinya. Ketika Dela masuk lapangan sekolah, saya lantas ke luar dan duduk di teras kelas.

Maklum, kelas saya dengan Dela terhalang ruang guru. Maka, kini saya menunggu di teras, dan Dela pun lewat. Itu adalah cara saya menganguminya. Kegiatan itu terus saya lalukan berulang-ulang. 

Sampai akhirnya, saya mendapatkan pencerahan untuk mendekati Dela. Kebetulan teman saya ada yang masuk paskibra, tentu saja ia kenal dengan Dela. Selain itu, peluang untuk lebih dekat dengan Dela begitu dekat. 

Saat itu WA belum ada, jadi saya hanya bisa SMS saja. Saya tidak langsung menanyakan maksud dan tujuan saya. Saat itu, saya hanya basa-basi dan akhirnya ia terpancing untuk membahas Dela.  

Saya pura-pura tidak tahu karena ingin menggali lebih dalam informasi tentang Dela. Tapi, tidak lama setelah itu, teman saya bertanya tentang Jaka. Jelas saya tahu si Jaka teman saya saat kelas 8 lalu. 

Teman saya iri sama si Jaka, Si Jaka katahya keren. Badannya cukup atletis untuk seorang remaja. Btw teman saya begitu terobsesi dengan badan seperti itu, karena menurutnya bisa menarik perhatian wanita. 

Saya kemudian menyanjung si Jaka dan mengiyakan penilaian teman saya. Tujuannya ya menyindir, hal seperti ini biasa dalam pertemanan. Namun, teman saya mengatakan sesuatu yang membuat pilu dan kelu. 

Ternyata si Jaka adalah pacarnya Dela. Di situlah saya diam seribu bahasa. Orang yang saya perhatikan selama ini ternyata sudah memliki pasangan. Mendengar hal itu, saya hanya diam membisu.

Saya hanya terdiam meratapi kenyataan itu. Sejak saat itu kegiatan menunggu Dela dan upacara berdiri paling depan tidak saya lalukan lagi. Tidak lama setelah itu, muncul noda di kening saya.

Awalnya titik hitam, lama kelamaan menjadi besar dan itulah jerawat pertama saya. Posisinya tidak tahu diri, karena saat sujud cukup menyakitkan. 

Tidak lama setelah itu muncul noda lain di bagian hidung. Betapa tidak tahu dirinya jerawat itu muncul di sembarang wajah saya. Sampai akhirnya saya berkonsultasi dengan teman saya. 

Kebetulan ia mempunyai jerawat di bagian hidung. Saya bertanya, apa yang dilakukan untuk menghilangkan jerawat tersebut. Ia kemudian memberikan tips. Saya tidak tahu tips itu dapat darimana. 

Saya mengikuti tips tersebut karena teman saya meredeka dari jerawat. Menurutnya untuk menghilangkan jerawat cukup dengan bawang putih. Sebelum itu, wajah kita harus bersih dulu. 

Kemudian potong bawang putih dan oleskan di bagian jerawat. Saya pun mencoba, ternyata perih sekali. Saat itu, jerawat yang ada di hidung saya perlahan mulai kering. 

Karena tidak tahan saya memutuskan untuk memencetnya. Saya bercermin, kemudian mencari posisi yang tepat untuk memencet jerawat di bagian hidung itu. Dengan sekuat tenaga jerawat tersebut saya pencet. 

Dan saya terkejut, kotoran yang berada di dalam jerawat tersebut melompat ke cermin. Hidung saya sendiri berdarah. Tapi, saya malah mengelap noda yang berada di cermin daripada mengobati hidung saya. 

Jerawat pun hilang. Tapi cara tersebut tidak disarankan, itu adalah cara seorang remaja yang gagal dalam percintaan. Di masa SMA wajah saya tidak luput dari jerawat.

Bahkan menyebar ke pipi. Saya tidak peduli dengan itu. Tapi, anehnya jerawat itu hilang dengan sendirinya. Ternyata, kondisi itu normal. Jerawat yang muncul dalam kisaran umur 10-20 tahun hilang dengan sendirinya.

Kita bisa mencegah timbulnya jerawat dengan menjaga kebersihan wajah. Setidaknya sebelum tidur, selain sikat gigi sebaiknya cuci muka dengan sabun wajah.  Di saat ini, banyak sabun wajah yang bisa kita pakai untuk mencegah munculnya jerawat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun