Jalan pagi saya hari ini membawa saya pada kesadaran bahwa kita harus mulai menghargai para petani. Bukan sekedar dengan ucapan, tapi dengan sikap. Dengan tidak menyia-nyiakan makanan, dengan mendukung produk lokal, dengan memperjuangkan kebijakan yang berpihak kepada petani, dan yang tak kalah penting dengan mendekatkan diri kembali pada alam, agar kita tak lupa dari mana semua kehidupan ini bermula.
Untuk itu, saya ingin mengajak teman-teman semua: sesekali pilihlah rute jalan pagi yang berbeda, Jangan hanya di taman kota, trotoar, atau lintasan olahraga, cobalah sesekali menyusuri jalan-jalan desa, menyapa para petani, menghirup udara pegunungan, dan melihat langsung kehidupan yang begitu jujur dan menginspirasi. Rute seperti yang saya lewati pagi hari tadi, bukan hanya menyegarkan tubuh, tapi juga menyadarkan kita betapa pentingnya keberadaan desa dan para petani bagi ketahanan pangan bangsa. Di sana, kita bisa melihat wajah Indonesia yang sesungguhnya, yang bekerja tanpa gembar-gembor, yang terus menghasilkan tanpa pamrih.
Dengan menyusuri rute seperti itu, kita akan semakin menghargai tanah, air, dan udara yang memberi kita kehidupan. Kita akan semakin hormat pada mereka yang bekerja dari fajar hingga senja, meski jarang disebut dalam pidato dan berita. Jadi, jika kamu merasa penat dengan berita yang memusingkan, dengan hiruk-pikuk kota yang tak henti, cobalah jalan pagi ke desa, lihat sendiri bagaimana alam dan para petani mengajarkan arti hidup yang sederhana, tapi penuh makna.
Karena kadang, untuk mengerti siapa yang paling berjasa, kita hanya perlu menengok ke tempat-tempat yang seperti saya lewati tadi pagi bahkan mungkin ke tempat yang paling sepi.Â
Semoga cerita saya ini bisa bermanfaat dan bisa menjadikan kontrol dalam menjalani kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI