Mohon tunggu...
Danik Nur Puspita Sari
Danik Nur Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Harjosari Surga Tersembunyi Di Tengah Kawasan Industri Bawen

27 Desember 2021   18:03 Diperbarui: 27 Desember 2021   21:09 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan Ringan Kusuma Snack. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kabupaten Semarang merupakan Kabupaten yang dikhususkan menjadi kawasan perindustrian, hal ini sesuai dengan yang tertuang pada Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031 sebagai kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi wilayah. Kabupaten Semarang juga menjadi penyangga Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan kawasan pertumbuhan berbasis industri, pertanian dan pariwisata yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dari tujuan penataan ruang Kabupaten Semarang. Lalu. Kecamatan Bawen berfungsi sebagai pusat pelayanan permukiman, perdagangan dan jasa, serta pengembangan ekonomi lokal skala Kecamatan.

Kelurahan Harjosari mempunyai luas 855 ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sebesar 7742 jiwa, terdiri dari 9 RW dan 47 RT berada di Wilayah Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Batas sebelah utara adalah Desa Sambang Kelurahan Randugunting, sebelah selatan Desa Doplang Kelurahan Bawen, Sebelah Timur Desa Bawen Kelurahan Lemah Ireng, dan sebelah barat Desa Bawen Kelurahan Poncosuro. Secara geografis Kelurahan Harjosari adalah perbukitan dan masih banyak membentang sawah dan ladang dan untuk sebelah barat dibatasi Gunung Kendalisodo yang masih dianggap kramat oleh masyarakat sekitar. Meskipun Kelurahan Harjosari di kelilingi oleh banyak pabrik namun suasananya masih cukup sejuk.

Penduduk Kelurahan Harjosari bekerja sebagai petani dan buruh pabrik, ada juga yang berprofesi sebagai PNS, Pengrajin industri rumah tangga, pedagang, peternak dan dokter swasta. Kegiatan adat yang masih dilakukan oleh masyarakat harjosari berupa Nyadran di makam leluhur(punden) yang dilakukan setiap setahun sekali dan diikuti oleh warga sekitar. Kenduri yang dilakukan ketika peristiwa penting, seperti malam tahun baru jawa dan dilaksanakan tempat yang lapang di sekitar Harjosari. Dari segi pendidikan rata-rata hanya sampai pada jenjang pendidikan SMA/sederajat, diploma dan sarjana ada tapi hanya beberapa saja. Mayoritas agama penduduk Kelurahan Harjosari adalah islam tapi ada beberapa yang beragama katolik, kristen, dan kepercayaan kepada Tuhan YME.

Kelurahan Harjosari memiliki Destinasi Wisata Alam berupa Tempat Doa dan Semadi Bukit Kendalisodo yang berjarak 6 menit dari Jalan Raya Soekarno-Hatta yang dapat diakses dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Berkunjung ke destinasi tersebut terdapat fasilitas pendukung berupa lahan parkir, los penjualan, toilet/kamar mandi dan lokasi outbound.

Tempat Doa dan Semadi Bukit KendalisodoSejumlah destinasi wisata alam lainnya ialah sawah di Dusun Pancoran, Kelurahan Harjosari, memiliki pemandangan yang indah, asri, dan sejuk dapat dijadikan sebagai tempat untuk berfoto atau sekedar menikmati pemandangan sawah. Bentuk sawah yang terasering mengingatkan kita dengan nuansa persawahan yang ada di Ubud, Bali. Selain itu, juga terdapat pemancingan ikan yang berlokasi pada saluran irigasi yang berada tepat di samping sawah milik warga.

Suasana Asri Persawahan di Dusun Pancoran. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Suasana Asri Persawahan di Dusun Pancoran. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemancingan di Dusun Pancoran. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemancingan di Dusun Pancoran. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Di Dekat area sawah terdapat kafe yang baru saja dibuka pada tahun 2021 yakni Cafe Kampoeng Kendalisodo berjarak 6 menit dari arah jalan utama Bawen dan 7 menit dari arah Samban. Dikelilingi oleh sejuknya pematang sawah dan suasana asri perkampungan dan menyediakan berbagai macam hidangan makanan lezat dari kering hingga kuah dengan menu utama berupa kopi khas perbukitan di Kabupaten Semarang yang cocok sebagai tempat melepas penat. Kafe Kampoeng Kendalisodo cocok didatangi bersama sanak saudara dan teman-teman pada sore hari supaya dapat menikmati indahnya pemandangan sunset dari balik bukit Kendalisodo dan hamparan sawah.

Kafe Kampoeng Kendalisodo. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kafe Kampoeng Kendalisodo. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dengan sumber mata air yang ada, masyarakat memanfaatkannya dengan membangun Kolam Renang Sri Nugroho yang memiliki 3 kolam air dengan ketinggian dari 40 cm hingga 150 cm. Selain kolam renang, di dalam area ini terdapat juga kolam ikan, kafetaria, tempat ganti, penyewaan ban, dan parkiran. Harga masuk ke kolam renang hanya Rp 7.000 yang artinya sangat ekonomis untuk seluruh wisatawan dari berbagai usia. Kolam Renang Sri Nugroho buka tiap hari dari pukul 08.00- 17.00 WIB sehingga cocok didatangi untuk keluarga maupun acara sekolah karena dapat menampung hingga ratusan pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun