Mohon tunggu...
Daniel Kalis
Daniel Kalis Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ingin meraih mimpi lewat untaian kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Sejarah Internet dan Pembelajaran Daring di Dunia dan Indonesia

3 September 2021   15:05 Diperbarui: 3 September 2021   15:15 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: interestingengineering.com

Internet saat ini menjadi kebutuhan bagi hampir semua orang. Pandemi yang terjadi mengharuskan kita untuk berkomunikasi dan melakukan aktivitas secara daring.

Banyak sektor yang kini mulai beralih menggunakan sistem daring seperti pendidikan, telekomunikasi, perdagangan, dan lain sebagainya.

Sejak awal abad ke-21, internet terus berkembang dengan pesat. Kehadiran media sosial, lokapasar, maupun online conference merupakan sedikit contoh dari perkembangan ini.

Namun, bagaimana sebenarnya awal mula internet berasal? 

Sejarah Perkembangan Internet

Internet merupakan singkatan dari Interconnected Network, sebuah sistem jaringan komputer yang terhubung secara global menggunakan IP atau Internet Protocol. Internet memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal batas ruang dan waktu.

Jika kita tarik garis mundur, sejarah internet berawal dari peluncuran sebuah satelit bernama Sputnik pada tahun 1957. Satelit ini dimiliki oleh Uni Soviet. 

Sputnik 1, satelit pertama yang meluncur ke angkasa. Sumber: nasa.gov
Sputnik 1, satelit pertama yang meluncur ke angkasa. Sumber: nasa.gov
Amerika Serikat (AS) segera merespon dengan membentuk Advanced Research Projects  Agency (ARPA) oleh Departemen Pertahanan mereka. Tujuannya, sebagai sarana pengembangan sains dan teknologi di bidang militer.

ARPA kemudian mengalami perkembangan menjadi ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Proyek ini awalnya bertujuan untuk menghubungkan komputer-komputer di daerah vital dan menghindari informasi  terpusat. ARPANET juga sekaligus menjadi cikal bakal dari Internet Protocol. 

Medio 1970-an menjadi masa keemasan ARPANET dengan adanya host serta koneksi yang mulai digunakan di banyak universitas. Saking banyaknya universitas yang ingin bergabung, ARPANET kemudian dipecah menjadi dua, yakni "MILNET" yang melayani kebutuhan militer dan "ARPANET" untuk non-militer.

Penggabungan dua jaringan ini dikenal sebagai DARPA Internet yang kemudian sering disingkat menjadi Internet.

Pada awal tahun 1980-an, muncul layanan BITNET (Because It's Time Network) yang mengakomodasi layanan e-mail, mailing list, dan File Transfer Protocol (FTP).

Pada tahun 1982, TCP/IP resmi digunakan sebagai protokol universal internet. Disusul setelah itu dengan diperkenalkannya DNS (Domain Name System) yang berguna untuk mempermudah pemberian alamat di jaringan internet.

Pada perkembangan selanjutnya, seorang ahli fisika bernama Tim Berners Lee dan rekan-rekannya di CERN, sebuah organisasi ilmiah internasional yang berbasis di Swiss, membuat Hypertext Markup Languange atau yang biasa kita kenal  sebagai HTML pada medio 1990-an. Kehadiran HTML membuat penyebaran berita dan informasi menjadi jauh lebih mudah.

Selain HTML, Berners-Lee dan rekan-rekannya juga menciptakan HyperText Transfer Protocol (HTTP), sebuah protokol standar untuk melakukan komunikasi antara server dan klien. Satu penemuan lagi yang tidak kalah populer adalah World Wide Web (WWW). 

Kita tentu sudah tidak asing dengan WWW. Setiap kali mengakses sebuah situs web, tiga huruf tersebut kerap kali muncul.

WWW memiliki fungsi untuk menghubungkan pengguna internet dengan berbagai macam peladen (server). Kehadirannya membuat kita mudah untuk mengakses berbagai macam situs di seluruh dunia.

Tim Berners-Lee, sang penemu World Wide Web. Sumber: britannica.com
Tim Berners-Lee, sang penemu World Wide Web. Sumber: britannica.com
Setelah itu, internet terus berkembang dengan cepat. Perkembangan ini misalnya dapat kita lihat pada  munculnya banyak peramban web (browser) seperti Internet Explorer yang dikembangkan  Microsoft pada tahun 1995, Safari yang dikembangkan Apple pada 2003, dan Chrome yang dikembangkan Google pada tahun 2008.

Satu aspek lain yang juga turut berubah dengan adanya internet adalah di sektor pendidikan.

Internet dan Pembelajaran Daring

Saat ini, kita tentu sudah sangat familier dengan pembelajaran daring (e-learning). Pandemi yang terjadi mau tidak mau menuntut proses pendidikan untuk menggunakan sistem ini. 

Beruntungnya, perkembangan internet yang begitu pesat membuat proses pembelajaran daring menjadi tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Namun, bagaimana perkembangan e-learning hingga bisa sampai di titik ini?

Menariknya, pembelajaran daring pertama sebenarnya sudah bisa kita temukan pada tahun 1924. Saat itu, Profesor Sidney Pressey dari Ohio State University memperkenalkan alat bernama "Automatic Teacher" yang memungkinkan siswa  untuk menguji dirinya sendiri.

Pada tahun 1960, program CBT (Computer Based Training) pertama diperkenalkan dengan nama PLATO (Programmed Logic for Automated Teaching Operations). 

Seiring dengan perkembangan internet, pada tahun 1997 muncullah Learning Management System (LMS). Kehadiran LMS menjadi gebrakan luar biasa yang membuat batas ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam sektor pendidikan.

Pada tahun 1999, LMS memasuki babak baru dengan pengintegrasian melalui media berbasis web sehingga tidak hanya bisa digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi juga bisa digunakan untuk pengerjaan administrasi, tracking, dan lain sebagainya. Kini, LMS bahkan mampu diintegrasikan dengan platform video conference, artificial intelligence, dan lain sebagainya.

Kronologis waktu perkembangan pembelajaran daring bisa dilihat pada infografis berikut:

Sumber: studiilmu.com
Sumber: studiilmu.com
Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? PLT.Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam, seperti dilansir medcom.id mengatakan bahwa pengembangan pembelajaran daring di Indonesia sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1980.

Pengembangan tersebut diinisiasi oleh Indonesia Global Development Learning Network dan Indonesia Higher Education and Research Network (INHERENT). Ada 300 Perguruan Tinggi saat itu yang terlibat di sana.

Di INHERENT, tiap perguruan tinggi bisa berbagi model pembelajaran daring yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa Indonesia. Menurutnya, hal ini juga yang kemudian diadopsi dalam program Merdeka  Belajar.

Saat ini, sudah ada banyak sekali platform yang bisa dipilih untuk melakukan pembelajaran daring. Contohnya seperti Ruang Guru, Zenius, Quipper, dan lain sebagainya.

Selain itu, di Indonesia juga terdapat Universitas Terbuka yang sudah terlebih dahulu memperkenalkan sistem pembelajaran daring di tingkat perguruan tinggi.

Semua hal itu menunjukkan bahwa perkembangan internet dan pembelajaran daring berjalan beriringan, tidak terkecuali di negeri kita ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun