Misalnya tabungan untuk investasi, tabungan untuk liburan, tabungan untuk dana darurat.
Dana Darurat?Â
Ada gak yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi kepada kita di besok hari? Atau apakah ada yang memprediksi bahwa kondisi seperti ini akan terjadi pada tahun 2020? Namanya juga manusia, gak ada yang tahu kapan krisis atau bencana itu akan terjadi.Â
Dalam situasi darurat seperti ini, kita pasti tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Termasuk dari sisi kesiapan keuangan. Oleh karena itu sebelum terlambat, kita patut memperhitungkan dana darurat dalam pengelolaan keuangan sedini mungkin.
Dana darurat sebaiknya disimpan secara terpisah dari tabungan, bahkan dari dana investasi sekalipun. Hal ini penting dilakukan agar penggunaannya dapat jelas.Â
Dana darurat digunakan khusus untuk kepentingan yang benar-benar mendesak. Meskipun pada kenyataannya dana darurat seringkali terlewat dalam pengalokasian anggaran bulanan.Â
Bagaimana agar tidak terlewati? Disiplin. Kita perlu mendisiplinkan diri kita untuk mau mengalokasikan anggaran bulanan kita kedalam pos dana darurat.Â
Berapa banyak dan berapa besar alokasinya?
Lantas berapa banyak dana darurat yang harus kita siapkan? Menurut Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andy Nugroho idealnya sebuah rumah tangga memiliki dana darurat sebesar enam kali penghasilan bulanan. Dan single memiliki 3 kali penghasilan bulanan.Â
Dengan perhitungan itu, maka bisa dibuat contoh perhitungan. Misal, karyawan single dengan gaji sebesar Rp7 juta per bulan. Ia sebaiknya memiliki dana darurat minimal Rp21 juta.
Dana Rp 21 juta tersebut tidak boleh diganggu gugat. Artinya jika kita hanya ingin membeli sesuatu yang sifatnya hanya "keinginan" saja, kita tidak boleh mengambil dana dari pos dana darurat tersebut.Â