Mohon tunggu...
Daniel HP Simanjuntak
Daniel HP Simanjuntak Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Bersama Orang tua Membangun Pendidikan Berkualitas.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Inikah Tindakan yang Mencerminkan Pancasila?

17 September 2019   21:38 Diperbarui: 17 September 2019   21:37 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Pengesahan Revisi UU KPK Hanya Disaksikan 102 Anggota DPR", kalimat tersebut merupakan bunyi dari Judul salah satu berita yang tertera di kompas.com yang saya baca sore ini.

Ya pada hari ini DPR yang diwakili hanya 102 dari sekitar 500 an anggota telah mengesahkan salah satu UU penting bagi penegakan hukum di negeri ini.

Sementara pada Siang harinya dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila kami membahas Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara. Dalam perkuliahan yang tidak terasa panas itu ditegaskan bahwa sebagai suatu ideologi, Pancasila seharusnya menjadi dasar berfikir dari setiap anggota masyarakat. Jika sebelum bertindak setiap orang harus berfikir maka Pancasila seharusnya menjadi dasar atau alasan setiap tindakan kita.

Jika Pancasila menjadi dasar atau alasan dari setiap tindakan kita maka paling tidak ada 5 hal yang seharusnya menjadi alasan dari setiap anggota untuk bertindak, mulai dari memutuskan untuk tidak hadir dalam sidang sampai memutuskan untuk setuju terhadap revisi UU termasuk revisi UU apapun.

Alasan pertama yang seharusnya menjadi cita cita dari setiap tindakan kita adalah semua yang dilakukan karena ingin menyenangkan Tuhan. Ketuhanan yang maha esa sering sekali diterjemahkan bahwa Tuhan itu satu (Esa). 

Pandangan itu tidak salah karena memang Tuhan yang menciptakan alam semesta dan isinya termasuk manusia adalah Satu Tuhan, kita yang berbeda, jika kita mengutip lirik lagu yang dipopulerkan Virza. Namun terkait dengan dasar tindakan, sila pertama bukan sekedar diterjemahkan demikian. Sebagai suatu alasan dari setiap tindakan sila pertama Pancasila diterjemahkan sebagai tujuan atau alasan utama dari semua tindakan kita. 

Sekarang ini banyak diantara kita yang tidak bisa hidup tanpa gadget atau hp. Kita tidak merasa masalah ketika kita lupa berdoa atau kehilangan kedekatan dengan Tuhan namun akan menjadi masalah besar jika kita kehilangan hp. Tuhan yang seharusnya menjadi yang pertama sekarang menjadi yang terakhir, Tuhan hanya akan menjadi penting saat kita membutuhkan pertolongan.

Hal kedua setelah Tuhan yang harus menjadi dasar berfikir kita, cita cita kita adalah kemanusiaan, keadilan dan peradapan. Ingat kita hanya bisa memiliki rasa kemanusiaan, keadilan, dan peradapan hanya karena Tuhan.

Yang ketiga setiap manusia Indonesia harusnya berfikir untuk membawa persatuan, perdamaian dimana pun berada bukan perbedaan yang memecahkan bukan perpecahan.

Yang keempat ketika pancasila menjadi ideologi seharusnya dalam fikiran kita selalu demokratis. Arti demokratis kelihatannya sudah sangat bergeser jauh dari demokratis ala Indonesia. Saat ini yang terlihat demokratis itu identik dengan votting. Pada praktiknya banyak sekali bahkan di lingkungan akademis menunjukkan praktik demokrasi yang identik dengan votting. Kenapa hal tersebut terjadi? Banyak mahasiswa ditanya definisi demokrasi menjawab sebagai "Kebebasan" sehingga tak jarang demonstrasi terjadi ketika sekelompok orang ingin menyuarakan pendapatnya. Parahnya karena katanya kita menganut demokrasi perwakilan sehingga setelah dilantik rakyat tidak bisa lagi menyuarakan pendapatnya. Bahkan rakyat yang pada saat pemilu sangat jelas wujudnya menjadi samar samar bahkan tidak jelas wujudnya setelah "para wakil rakyat" duduk di gedung yang terhormat.

Selanjut yang terakhir, dalam pemikiran kita seharusnya selalu ada tujuan atau visi mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia, bukan keluarga atau kelompok kita saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun