Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Buat Adian Napitupulu: Jangan Angkuh dan Memandang Remeh Lawan

29 April 2023   21:42 Diperbarui: 29 April 2023   21:47 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Koordinator Tim  Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo, Adian Napitupulu (Tribunews.com)  

Padahal sebelumnya, PDI-P/Megawati sangat yakin akan menang mudah di Pilpres 2004 itu. Mereka memandang remeh SBY.  Suami Megawati, Taufik Kiemas (alm.) mengatakan, SBY hanyalah seorang Jenderal kekanak-kanakan.  

Pilpres 2004 adalah Pilpres untuk pertama kali rakyat memilih langsung presiden dan wakil presidennya.

PDI-P yakin akan menang mudah di Pilpres 2004, itu karena sebelumnya, di Pemilu 1999, yaitu pemilu pertama pasca jatuhnya rezim Presiden Soeharto, PDI-P menang besar dengan 33,74 persen suara. Partai Golkar di urutan kedua dengan selisih jauh, 22,44 persen suara. Pemilu 1999 adalah pemilu untuk memilih parpol, diikuti oleh 48 parpol. Saat itu presiden dan wakil presiden masih dipilih oleh MPR.

Kemenangan besar PDI-P (di masa Ode lama bernama PDI), itu berkaitan erat dengan status Megawati dan PDI sebagai korban penindasan selama rezim diktator Soeharto berkuasa. Waktu itu Megawati dianggap oleh rakyat pro-reformasi sebagai simbol perlawanan terhadap Soeharto.

Pilpres 2004 diikuti lima pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Megawati Soekarnoputri -- Hasyim Muzadi; SBY- Jusuf Kalla; Wiranto - Salahuddin Wahid;  Amien Rais - Siswono Yudo Husodo, dan Hamzah Haz dan Agum Gumelar.

Hasil Pilpres 2004, untuk pasangan Megawati - Hasyim 26,61 persen, dan SBY-JK 33,57%. Pasangan lainnya jauh di bawah itu. Di putaran kedua, SBY -- JK jauh unggul dengan 60,62 persen, sedangkan Megawati -- Hasyim hanya 39,38 persen.

Megawati maju lagi di Pilpres 2009 melawan SBY. Kali ini Mega berpasangan dengan Prabowo Subianto. Hasilnya lebih mengejutkan dan menyakitkan hati lagi. Hanya dengan satu putaran SBY yang berpasangan dengan Boediono unggul telak dengan 60,8 persen suara. Sedangkan Megawati -- Prabowo hanya 26,79 persen. Pasangan ketiga JK -- Wiranto hanya 12,41 persen.

Jika meminjam keangkuhan Adian Napitupulu, itu bisa juga diterapkan pada Megawati vs SBY. Terbukti Megawati juga bukan lawan seimbang dari SBY. Karena megawati dua kali berturut-turut dari SBY dengan selisih suara yang sangat jauh.

Mendekati Pilpres 2014, beredar kabar Megawati berniat maju lagi sebagai salah satu kontestan Pilpres 2014. Pada beberapa kesempatan kala itu, Megawati mengutarakan niatnya itu.

Misalnya, di acara peringatahan ulang tahun PDIP ke-40, pada 27 Januari 2013, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dia mengatakan, usia bukan halangan bagi seseorang untuk maju selama itu dikehendaki rakyat. "Jangan salah ya, calon presiden tua seperti saya juga siap bertempur," kata Mega yang saat itu berusia 66 tahun.

Kala itu, Megawati juga memberi syarat, apabila di Pemilu 2014 PDI-P berhasil meraih minimal 20 persen suara, ia akan maju lagi sebagai capres 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun