Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Cara Pendukung Anies-Sandi Membodohi Pembaca Kompasiana

14 April 2017   09:34 Diperbarui: 14 April 2017   18:00 2014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Responden merupakan mereka yang memiliki hak pilih pada Pilkada DKI Jakarta. Responden berdomisili di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

Tingkat kepercayaan pada metode ini sebesar 95 persen, nirpencuplikan penelitian ± 7,55 persen, dengan kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi.

Hasil survei Litbang Kompas itu menunjukkan, dari skala 1 hingga 10, Ahok- Djarot mendapat 7,72 terkait penguasaan masalah, sedangkan Anies-Sandi mendapat 6,90.

Tentang program kerja, Ahok- Djarot mendapat 8,04 dan Anies-Sandi mendapat 6,71. Dari segi cara berkomunikasi, Ahok- Djarot mendapat 7,63 dan Anies-Sandi 7,26.

Secara umum, Ahok- Djarot mendapat 8,13 dan Anies-Sandi mendapat 7,27.

Sebanyak 10,18 persen responden adalah warga yang masih mungkin mengubah pilihannya seusai menyaksikan debat pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Kemudian 5,99 persen responden ragu-ragu, 80,84 persen responden menyatakan tak akan mengubah pilihannya, sedangkan 2,99 persen responden tidak menjawab atau rahasia.

(Kompas.com)
(Kompas.com)
Demikian dari hasil survei Litbang Kompas yang merupakan salah satu lembaga survei yang paling dapat dipercaya.

Sementara itu, ada juga lembaga survei pesanan kubu paslon tertentu, yang kredibilitasnya meragukan, dan memang pantas diragukan, menghasil hasil survei yang bertolak belakang dengan kenyataan, sehingga hasilnya pun berbeda jauh dengan hasil Pilgub DKI putaran pertama.

Seperti, ada hasil survei yang menyatakan paslon nomor urut satu: Agus-Sylvi unggul, sedangkan Ahok-Djarot hanya mendapat elektabilitas 10 persen.

Hasil survei LSI yang menunjukkan elektabilitas Ahok-Djarot hanya 10,6 persen, bertolak belakang dengan hasil pilgub DKI putaran pertama (Kompas.com)
Hasil survei LSI yang menunjukkan elektabilitas Ahok-Djarot hanya 10,6 persen, bertolak belakang dengan hasil pilgub DKI putaran pertama (Kompas.com)
Faktanya, hasil Pilgub DKI putaran pertama justru dimenangkan Ahok-Djarot, tetapi karena tidak mencapai minimal 50 % + 1, harus dilakukan Pilgub putaran kedua, yang akan dilaksanakan pada 19 April 2017 itu.

Pesan Ahok kepada Anies-Sandi, layak juga disampaikan di Kompasiana, janganlah demi mau memenangkan yang didukung, para pendukungnya di Kompasiana ikut-ikut melakukan pembohongan. *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun