Mohon tunggu...
Garinps
Garinps Mohon Tunggu... Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Pembelajar sejati yang haus akan ilmu di bidang Lingkungan, Kesehatan, IPTEK, Internet, dan Seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syukur, Sebuah Kata yang Menggantung

14 Februari 2025   11:00 Diperbarui: 14 Februari 2025   20:50 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makan Gratis (Sumber: Dibuat oleh Meta AI)

Di antara garis-garis kemiskinan,
bayang-bayang lapar merayap di tembok rumah,
dapur kami sunyi, panci berkarat,
tapi di kejauhan, ada aroma harapan
membubung dari panci besar di sekolah anak-anak kami.

Bukan untuk kami,
yang terjebak dalam lingkaran panjang
kelaparan dan kekurangan,
melainkan untuk mereka,
tangan-tangan kecil yang gemetar menunggu giliran,
sendok yang mencelup ke dalam mangkuk penuh kehangatan.

Makan gratis, sebuah kata
yang membuat bibir kami mengulum senyum,
sesederhana uap nasi yang mengepul di pagi hari,
sesederhana tawa anak-anak
saat perut mereka tak lagi bernyanyi kosong.

Di antara kaya dan miskin,
hanya seutas benang tipis yang memisahkan,
tapi dalam satu piring makan gratis,
tidak ada kasta, tidak ada jurang—
hanya sendok yang bertemu piring,
dan tangan-tangan kecil yang tak lagi gemetar.

Kami yang menganggur,
terjebak dalam kebosanan yang pahit,
di antara dinding rumah yang retak,
makan gratis itu seperti cahaya kecil,
menyalakan bara yang hampir padam,
mengingatkan kami bahwa esok masih ada.

Anak kami yang dulu hanya mengenal rasa asin air mata,
kini pulang dengan cerita—
tentang ayam goreng yang renyah,
tentang kuah sup yang hangat di tenggorokan,
tentang makan siang yang tak hanya mimpi.

Syukur, sebuah kata
yang melayang di udara seperti burung bebas,
karena ada tangan-tangan yang masih peduli,
yang tak menutup mata.

Walau belum sempurna,
mari tetap bersyukur,
sebab dalam syukur, ada kekuatan,
yang tak terlihat, tapi nyata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun