Melihat perjalanan hampir setahun ini, ada tiga skenario yang mungkin terjadi ke depan:
- Skenario Optimistis
Prabowo pada tahun kedua mulai menunjukkan gebrakan nyata: memperketat pengawasan mafia pangan, berani menurunkan harga kebutuhan pokok, memperbaiki distribusi bantuan sosial, serta memperkuat lapangan kerja. Jika skenario ini terjadi, publik akan mulai percaya bahwa ketulusannya bukan sekadar retorika. - Skenario Moderat
Pemerintahan berjalan seperti biasa: ada beberapa keberhasilan parsial, tetapi tidak cukup signifikan untuk mengubah wajah kesejahteraan rakyat. Koalisi besar tetap dominan, kebijakan pro-elite masih terasa, dan rakyat kecil hanya mendapat remah manfaat. Dalam skenario ini, Prabowo dianggap "cukup baik" tetapi bukan pemimpin visioner. - Skenario Pesimistis
Pemerintahan justru semakin tersandera oleh ambisi politik dan kepentingan oligarki. Rakyat semakin tertekan dengan beban hidup, oposisi melemah, sementara elite politik makin menikmati kue kekuasaan. Jika ini terjadi, maka sejarah hanya akan mencatat bahwa pemerintahan Prabowo adalah puncak pencapaian ambisi pribadi, bukan ketulusan demi rakyat.
Menuju Tahun Kedua: Ujian Ketulusan
Tahun kedua pemerintahan Prabowo akan menjadi ujian ketulusan yang sebenarnya. Apakah ia berani membuat keputusan yang tidak populer di kalangan elite tetapi berpihak pada rakyat? Apakah ia mampu mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat produksi dalam negeri? Apakah ia berani menegakkan hukum terhadap kroni atau oligarki yang merugikan negara?
Sejarah akan menilai bukan dari berapa lama ia berkuasa, tetapi dari warisan apa yang ia tinggalkan untuk rakyat. Jika ia tulus, maka setidaknya arah kebijakan pada tahun kedua akan jelas menunjukkan keberpihakan pada kesejahteraan rakyat. Jika tidak, maka publik akan semakin yakin bahwa ambisi pribadi lebih kuat daripada idealisme.
Hampir satu tahun pemerintahan Prabowo adalah cermin yang memperlihatkan tarik-menarik antara idealisme dan ambisi, antara harapan dan realitas. Publik masih menunggu bukti nyata bahwa kepemimpinan ini benar-benar mengutamakan rakyat, bukan sekadar memuaskan ego politik.
Ketulusan seorang presiden bukanlah sesuatu yang bisa dipoles dengan pencitraan atau retorika. Ia hanya bisa dibuktikan melalui keberanian mengambil keputusan yang berpihak pada rakyat kecil. Tahun pertama mungkin masih penuh adaptasi dan konsolidasi. Tetapi tahun kedua tidak bisa lagi dijadikan alasan.
Apabila Prabowo ingin dikenang sebagai pemimpin yang benar-benar tulus memperjuangkan kesejahteraan rakyat, maka momentum menuju satu tahun ini adalah titik balik untuk membuktikannya. Jika tidak, sejarah akan menilainya sebagai pemimpin yang berhasil meraih ambisinya, tetapi gagal memenangkan hati rakyatnya.***
Banda Aceh, 3 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI