Malam itu semua berjalan sesuai rencana bagi Rangga.
Pada sebuah caf berdinding kaca itu, kini dia sudah bersama dengan empat orang lain yang dipersiapkan untuk mendengarkan pengakuan Rangga. Sebenarnya, hanya tiga diantara orang orang itu yang benar benar diundang dalam sesuatu sakral ini.
Adam, kekasihnya serta Rahmad dan Ayu.
Namun, tiga puluh menit setelah pertemuan itu dimulai, Eros hadir dengan sumringah yang pernah membuat Rangga begitu merindukannya.
Kali ini, senyuman itu lebih mirip hukuman bagi Rangga. Kehadiran Eros, membuat caf itu seperti pengadilan dan merusak sebagian besar rencana yang sudah dengan matang dipikirkan Rangga satu malam suntuk.
Ketika tiga susu kocok hadir untuk menemani Rahmad, Ayu dan Eros. Disusul satu latte milik Adam, juga satu cokelat panas untuk Rangga.
"Aku harus mengatakan sesuatu..." Rangga membuat perbincangan menjadi serius.
Empat pasang mata kini menatap Rangga dengan harapan berbeda. Dentang jam bernyanyi merdu, saat Rangga mulai mengumpulkan kata tepat menjadi ucapan berikutnya.
"Adam dan aku..."
"Bersama?" kata Eros segera memotong ucapan itu.