Lalu Dimas melangkah keluar warung kopi, tanpa ucapan selamat tinggal, tanpa ucapan sampai bertemu kembali. Dia hanya ingin pergi.
Lima belas tahun lalu, Dimas adalah seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh Anita, adik kandung dari mendiang ayahnya. Ketika itu, usianya masih menapak diangka Sembilan, belum juga jadi remaja. Artie, sepupu Dimas berusia enam tahun lebih tua. Dan, sesuatu benar -- benar terjadi, sesuatu yang mengubah hidup Dimas selamanya.
Artie adalah anak semata wayang, dengan kehadiran Dimas, Anita berharap Artie tidak menjadi kesepian. Walaupun pada nyatanya Artie lebih sibuk bermain dengan dunia luar bersama teman -- teman. Dan Dimas seolah terkurung dirumah seperti anak tanpa harapan. Tapi, pada dasarnya keluarga Anita adalah keluarga yang cukup baik dan mapan.
Hingga masa remaja Artie merenggut satu -- satunya harapan. Ketika Dimas kecil itu dipaksa membuat sepupunya terpuaskan. Tidak hanya sekali, bukan Cuma dua kali, hampir setiap malam dan Dimas tidak punya ruang untuk mengadukan. Salah -- salah, Dimas akan diusir keluar dari rumah dan jadi gelandangan.
Benar, masa itu sudah dilupakan. Kehidupan itu benar -- benar sudah ditinggalkan. Hingga Rory salah satu teman Artie, menjadi hantu hadir tanpa undangan. Membangunkan rasa sakit yang sudah tidur dalam kenangan.
"mau kuantar?" Rory memberhentikan sepeda motornya, tepat didekat Dimas yang sedang berjalan ditengah malam.