Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Utamakan Pendidikan Akhlakul Karimah

8 September 2022   11:25 Diperbarui: 8 September 2022   13:30 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disiplin waktu, bergantian jadi imam, Muazin dan makmum tentunya. Sampai memimpin wirid dan zikir serta doa sehabis shalat pun dilakukan secara bersama.

Namun, tak pula kita pungkiri satu dua santri ada yang melanggar. Bahkan ada terjadi perkelahian, dan cik cok lainnya sesama santri.

Di sinilah peran pembina asrama. Melakukan tindakan yang cepat. Menegakan aturan. Tak ada tebang pilih, semuanya diberlakukan sama di depan hukum.

Pesantren ini dibina dengan rasa tanggungjawab sosial kemanusiaan yang tinggi. Uang sekolah tak banyak. Asrama tak membayar.

Para guru dan ulama yang mendirikan dan mengajar, sejak dulunya tak ada yang digaji. Hanya ada sedekah seadanya diberikan oleh pengurus santri, yang bersumber dari iuran bulanan.

Dan lagi, para guru itu tak mengharap banyak dari kegiatannya mengajar, selain dari ibadah dan tanggungjawab moral.

Tentu dengan komunikasi yang tulus antara guru dan santri, tercipta tujuan pendidikan itu sendiri.

Lahir akhlak mulia, santri pun ketika tak lagi di pesantren mampu jadi masyarakat yang bermanfaat bagi banyak orang dan masyarakatnya sendiri.

Dan pola demikian terus dikembangkan di pesantren itu. Kini, Darul Ulum dibawah guru pengasuh, H. Ja'far Tuanku Imam Mudo.

Bahkan, santrinya saat ini sudah mencapai 300 an. Begitu juga santri lansia yang rutin melakukan pengajian seminggu sekali.

Ada pula kegiatan majelis zikir yang rutin tiap bulan berkegiatan. Tentu, kegiatan positif yang banyak akan mampu membendung jemaah dan keluarga besarnya dari perbuatan buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun