Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membaca dan Menulis adalah Perintah Agama

2 September 2022   09:37 Diperbarui: 2 September 2022   11:31 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba seorang peserta yang juga host dalam webinar itu bertanya cara menumbuhkan dan menghadirkan motivasi dalam diri untuk bisa memulai menulis.

Nah, tentu sebuah pertanyaan yang menggelitik dan menantang saya selaku narasumber dalam webinar spesial yang diadakan Ikatan Mahasiswa Pesantren Nurul Yaqin (IMPNY) Kota Padang, Kamis (1/9/2022) malam.

Artinya, saya menyimpulkan betapa semangat untuk menulis dari peserta yang mayoritas alumni pesantren yang sedang mahasiswa ini cukup tinggi.

"Menulis adalah budayanya santri. Tapi itu dulu. Sekarang, budaya itu mulai hilang, dan beralih ke budaya tutur," kata saya.

Ulama dan santri dulu, pada umumnya melahirkan karya tulis berupa buku dan kitab, yang sampai sekarang kitabnya itu jadi pelajaran pokok para santri di pesantren.

Tak ada ulama dulu yang tidak punya karya tulis. Sekarang, kondisi yang terjadi saat ini harus dijadikan motivasi oleh santri saat ini untuk bisa menulis pula.

"Orang dulu dengan serba keterbatasan, mampu melahirkan karya besar, dan karya tulisnya itu kita nikmati saat ini. Sekarang, sudah serba mudah dan murah, kok tak bisa bisa kita membuat karya tulis," tanya saya memotivasi para mahasiswa tersebut.

Menulis, tak butuh waktu dan ruangan khusus. Yang paling penting adalah kemauan dan keinginan untuk menulis. Sehebat apapun pelatihan penulisan kita ikuti, tapi keinginan untuk menulis tak timbul, jangan harap akan lahir karya tulis.

Jadi, menulis itu yang paling utama keinginan. Lahirkan keinginan, buat tulisan sesuai pikiran kita. Ada banyak jenis tulisan dalam media itu.

Ada berita, laporan, feature, opini atau artikel, cerita bersambung. Tergantung apa jenis tulisan yang menjadi keinginan kita untuk menulisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun