Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Kampir Sirih" Media Komunikasi dalam Pertunangan di Minangkabau

30 Januari 2022   16:17 Diperbarui: 30 Januari 2022   17:48 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perundingan antara pihak laki-laki dan perempuan dengan kampir sirih. (foto dok damanhuri)

Setelah dirundingkan tentang sirih yang disodorkan pihak pengantin perempuan, baru dijawab oleh kapalo mudo rundingan yang datang tadi.

Masak sirih rupanya tiga perkara. Pertama masak di batang, kedua masak dalam perundingan, dan ketiga masak di makan.

"Kok terpilih salah satu dari yang tiga itu, bagaimana," jawab kapalo mudo yang menanti tersebut.

Lalu, kapalo mudo yang datang meneruskan rundingannya, "Bagi kami tak bercari jalan nan berliku. Yang penting sirih kami masak," jawabnya.

Lanjutannya, di pecahlah satu persatu masak sirih. Masak di batang, adalah sirih yang sudah lama tak dipetik, sehingga masak sendiri.

Kemudian masak di makan, adalah sirih yang lazim dimakan orang. Kaganti rokok sebatang bagi laki-laki, sirih sekapur bagi perempuan.

Dan terakhir masak dalam perundingan. Artinya, tidak dimakan, tapi masak dalam rundingan saja.

Selesai duduk perkara soal sirih dengan segala pernak-pernik dan dinamika rundingan kedua belah pihak, baru dilanjutkan dengan bab berikutnya.

Zahirnya sirih yang dibawa, batihnya adalah anak kemenakan perempuan yang bernama ini, minta dijodohkan dengan anak kemanakan kapalo mudo yang di sini.

Begitu pula, melihat tingkah laku anak perempuan itu, para niniak mamak punya keahlian tersendiri pula untuk mengetahuinya dari cerminan kampir sirih tersebut.

Warisan budaya demikian, menjadi media sosial yang paling kuat di tengah masyarakat, terutama di rantau Piaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun