Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rocky Gerung Naik Ambulan, Tidak Berbunyi "Oooooooeeeeiiiiiiiooooooo"

8 Maret 2019   14:56 Diperbarui: 8 Maret 2019   19:05 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Twitter @saididu

(Artikel ini saya ralat sesuai penjelasan Said Didu sebagaimana dimuat di kompas.com 1)

RockyGerung naik ambulan di Jember, Kamis kemarin,  tapi tidak berbunyi "Oooooooeeeeiiiiiiiiiioooooo... tuut...tuut..tuut..." berulang memekakkan telinga. 

Kendaraan itu melaju, tapi tidak menembus arus lalu lintas jalan raya melainkan melewati jalan tikus. Namun Rocky Gerung tidak sakit, jadi dia tidak dibawa ke rumah sakit. Dia hanya hendak menuju Universitas Muhammadiyah.

Di dalam ambulan, ada juga Mohammad Said Didu mantan orang BUMN. Mereka mejeng di dalam ambulan yang masih tidak berbunyi "Oooooooeeeeiiiiiiiiiioooooo tuut...tuut..tuut..." berulang memekakkan telinga. 

Foto-foto mereka lantas diunggah di akun Twitter @saiddidu. Dan, ramailah jagad medsos. 

Namun syukurlah, mereka baik-baik saja, tetap sehat wal afiat. Akalnya juga tetap sehat dan tidak perlu masuk rumah sakit.


Ambulan memang identik dengan orang sakit dan orang meninggal. Karena itulah, ketika kendaraan ini melintas, kendaraan lain harus menepi memberi jalan. Lampu merah pun harus mengalah. Ini semua demi si sakit atau jenazah yang dibawa kendaraan itu. Itu keistimewaan yang dimiliki ambulan.

Nah, karena berakal sehat maka saat Rocky Gerung ke Universitas Muhammadiyah Jember Kamis kemarin, dia bersama Said Didu yang hendak memberikan ceramah,  naik kendaraan jenis itu untuk menikmati hak istimewanya. Alasannya, mereka dihadang dan dihalang-halangi datang ke kampus itu.

Apakah itu salah? Soal salah dan benar dalam perkara ini bergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Dari sudut pandang mereka yang naik itu dan kelompoknya, hal itu dinilai tidak salah. 

Kalau benar ada penghadangan, mereka lantas cari akal. Nah, ambulan adalah solusi yang mereka pandang tepat. Selain tertutup, ada hak istimewa tadi.

foto tangkapan layar akun Twitter @saididu
foto tangkapan layar akun Twitter @saididu
Yang jadi persoalan adalah ketika mereka lantas mejeng dan selfie di dalam kendaraan dan lantas pamer di Twitter,  seolah berkata "ini lho aku makhluk berakal sehat menembus penghadangan pakai ambulan'. Itu rasanya kok terlalu berlebihan, mengeksploitasi jati diri ambulan untuk kepentingan politik pencitraan.

Rocky Gerung dan Said Didu and his gang, seharusnya sedikit tepo seliro dengan pengguna jalan yang tadi sudah ikhlas menepi saat kendaraan mereka lewat. Walaupun tidak ada  telinga-telinga yang brebegen karena mendengar bunyi "Oooooooeeeeiiiiiiiiiioooooo... tuut...tuut..tuut...". 

Mereka itu sudah ikhlas lo...tapi kok malah dipameri foto selfi di ambulan. Apa itu bukan ngece namanya.

Rocky Gerung dan Said Didu juga harus belajar menghargai simpati masyarakat yang setiap melihat ambulan lewat, ada yang berdoa untuk kesembuhan si sakit atau mendoakan agar almarhum yang jenazahnya dibawa dengan ambulan itu diterima di sisiNya.

Sikap tidak menghargai simpati masyarakat itu tampak dari aksi selfie-selfie di ambulan itu.

Itu kalau dilihat dari sudut pandang Rocky Gerung and his gang, naik ambulan adalah solusi cerdas berdasarkan akal sehat. Mereka melakukan karena situasi darurat karena dihadang. 

Meskipun begitu, kebenaran versi itu tidak ditunjang dengan sikap etis saat berada di dalam ambulan yang dipertontonkan di unggahan foto Twitter.

Dari sudut pandang masyarakat, penyalahgunaan ambulan untuk kepentingan Rocky Gerung and his gang tidak sepenuhnya bisa diterima. Saya menambahkan kata sepenuhnya karena bisa saja ada yang tidak menyalahkan tindakan  itu, dengan berbagai alasan khusus, misalnya karena menjadi fansnya.

Ambulan seharusnya memang digunakan sesuai peruntukannya yaitu untuk membawa orang sakit ke rumah sakit atau membaea jenazah. Karena fungsinya itulah, kendaraan ini diberi keistimewaan di jalan raya. Jikalau kendaraan itu tidak berfungsi seperti itu, keistimewaantadi tentu tidak diperolehnya.

Jika ingin memperoleh keistimewaan yang diberikan kepada ambulan, ada pilihan lain yaitu meminta pengawalan dari petugas yang juga punya sirine yang berbunyi "Oooooooeeeeiiiiiiiiiioooooo... tuut...tuut..tuut..." untuk membuat pengguna jalan lain minggir. 

Nah, mengapa Rocky Gerung and his gang tidak memanfaatkan jasa pengawalan petugas ini kalau benar ada penghadangan?

Memang, seperti kata Mahfud MD di akun twitternya, penggunaan ambulan itu masuk wilayah otoritas rumah sakit. Artinya,  "Tergantung aturan rumah sakitnya. Kalau RS-nya tak melarang kan tak apa2. Tanyakan ke RS-nya saja, apa melarang mobil ambulance-nya mengangkut orang selain janazah. Dan kalau itu pelanggaran, tetap sj bkn tindak pidana tapi sikap indisipliner sopir atau penjaga mobilnya."

Jadi, soal Rocky Gerung and his gang naik ambulan itu memang bukan perkara pidana. Bukan. Kalau yang punya ambulan itu, yaitu rumah sakit, tidak mempermasalahkan, ya tidak apa-apa.

Persoalannya ada pada masalah etika. Pantaskah Rocky Gerung and his gang memanfaatkan keistimewaan ambulan itu di jalan raya, sedangkan dia sehat wal afiat dan belum pula jadi jenazah? 

Pertanyaan tentang kepantasan itu kini gaungnya memang jarang terdengar karena masalah etika tampaknya tidak lagi selarat dengan akal sehat.


Salam waras saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun