Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Urusan "Mahar Sandi" Kembali Digugat

7 Februari 2019   11:23 Diperbarui: 7 Februari 2019   11:30 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto wartakota.tribunnews.com

Rupanya, episode drama politik yang diwarnai sebutan "jenderal kardus", "jenderal baper",  dan "mulut comberan" di awal pencawapresan Sandiaga Uno masih berlanjut. 

Urusan yang terkait dugaan adanya mahar politik itu kini didesak untuk diusut kembali paska Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Republik Indonesia memberikan peringatan kepada ketua Bawaslu dan dua anggotanya karena menghentikan kasus itu.

Penabuh gong episode lanjut drama politik ini adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mendesak Bawaslu untuk mengusut kembali kasus ini. 

Sebenarnya, putusan DKPP yang diketok 1 Februari 2019 lalu, hanya memberikan peringatan tanpa ada perintah untuk mengusut kembali kasus itu. Namun, secara etik jika Bawaslu dinyatakan bersalah dan diberi peringatan, sudah sepantasnya kasus itu dibuka dan diusut kembali.

Dalam putusannya, DKPP menyebut tindakan Bawaslu yang menghentikan kasus dugaan mahar politik itu, dengan alasan Andie Arif selaku saksi tidak mau memenuhi panggilan Bawaslu, tidak tepat. 

Sebabnya, Andi. Arief tidak pernah menyatakan menolak memberikan keterangan sementara dia masih bisa dimintai keterangan dengan memanfaatkan alat komunikasi. Karena itulah, Bawaslu dinilai telah melanggar kode etik dan pedoman perilaku penyelenggara pemilu.

Baiklah kita mundur sejenak ke awal kasus ini. Pemilihan Sandiaga Uno sebagai cawapres yang diumumkan oleh Prabowo Subianto pada Kamis tengah malam, 9 Agustus 2018 lalu memang kontroversial. 

Sebelumnya sudah banyak lobi politik dari partai pendukung Prabowo, termasuk Partai Demokrat, yang menyodorkan cawapres pendamping Prabowo.

Namun rupanya banyak cinta bertepuk sebelah tangan. Beberapa jam sebelum pengumuman itu muncul cuitan Wasekjen Partai Demokrat Andie Arif di Twitter, Rabu malam 8 Agustus 2018: "Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangan ke kuningan. 

Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tidak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan, jenderal kardus."

Itu masih dilanjut dengan cuitan berikutnya: "Jenderal kardus punya kualitas buruk, kemarin sore bertemu ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi uno untuk mengentertain PAN dan PKS." [1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun