Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Indahnya Menimba Ilmu di Pondok Pesantren

4 Oktober 2022   04:58 Diperbarui: 4 Oktober 2022   05:01 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : spiritenews.co.id

            Tahun 2018 awal, aku dapat kabar dari WA grup alumni Ponpes Al Hikmat bahwa abah haji wafat sedangkan di sekolah tempat ia mengajar sedang ada perkerkemahan jumat sabtu atau perjusa. Damar ingin takziah melihat abah haji Ujang guru yang kami cintai untuk terakhir kalinya sebelum dikebumikan. Alhamdulillah ada Pak Lukman sahabat baiknya yang bawa mobil dan beliau pun ingin takziah juga, kami berangkat berdua pukul 22.00 setelah muris istirahat.

            Alumni Ponpes Al Hikmah dari angkatan pertma hingga akhir sudah penuhi lahan parkir, kami disambut para santri dan diantar ke rumah duka. Untung saja ada Umar teman seangkatan Damar yang menjadi ajudan almarhum abah Haji Ujang, langsung menyambut, menyalami dan memeluknya.  Damar dan Umar memang tak pernah ketemu sekitar 20 tahun yang lalu.

            Malam ini sungguh bagaikan mimpi, Kami melihat Abah haji Ujang sudah terbujur kaku, tinggal jasad tanpa nyawa, beliau wafat karena serangan jantung. Kami para santrinya mendoakan semoga beliau husnul khatimah.

            Damar sempat dapat kesempatam melihat wajah almarhum abah haji Ujang, ada keluarga abah yang membuka kain kafan penutup wajah almarhum,  keluraganya tersebut ingin melihat wajah almarhum untuk terakhir kalinya, karena Damar ada di sampingnya, otomatis dapat menyaksikan wajah almarhum yang tersenyum indah.

Mondok di Ponpes Al Bantani Ciputat Kota Serang

            Prinsip hidup Damar setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru, membuatnya selalu merasa nyaman dimana pun berada. Semacam motto anak Pramuka dengan lagunya " di sini senang, di sana senang, dimana-mana hatiku senang".

Ada murid istimewa bernama Tubagus Ahmad Muhammad Chaerul Fathullah yang biasa disapa Karrel. Banyak wali kelas mengeluh tentangnya karena jarang masuk sekolah, dalam sepekan bisa 2-3 hari tak masuknya. Dalam sebulan prosentase kehadirannya jarang di atas 60%, terkadang malah tidak masuk di saat ada ulangan harian. Untung saja saat PTS dan PAS masuk selama sepekan.

Damar ditakdirkan menjadi wali kelas Karrel  2 kali, di kelas 4 dan kelas 6. Alhamdulillah hingga lulus SD, keluhan terhadap Karrel tak terdengar lagi. Pendekatan kepada orang tua Karrel berjalan baik, saking dekatnya Damar selalu diundang jika ada acara pengajian bulanan, atau maulid nabi Muhammad dan malam takbiran idul fitri serta idul adha.

Jika malam jum'at, Damar kadang ikut pengajian pembacaan surat Yasin bersama para santri di kediaman orang tua Karrel yang belakangan diketahuinya, bahwa Papanya Karrel adalah  pimpinan Ponpes Al Bantani di perumahan Ciputat Indah Kota Serang

Damar sering menyimak "bahtsul masail"  membahas berbagai permasalahan. Damar meminta ijin kepada KH. Sangadiah dan Umi untuk menjadi santri kalong sebisanya di Ponpes Al Bantani, lumayan bisa dapat siraman ruhani, dapat tambahan teman/ relasi, serta tambah rejeki. Rupanya prinsip Damar  yang meyakini "semua tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru" menjadi do'a dan kenyataan.

Beberapa Ponpes Berkesan di Hati. 

            Dalam perjanan hidup Damar, Alhamdulillah puluhan Ponpes telah ia kunjungi, baik karena kenal dengan anaknya Pak Kiyai maupun karena Damar mengadakan acara HMI di Ponpes tersebut. Ponpes pertama yang berkesan tentu saja Ponpes Nur El Falah Kubang Petir -- Serang, karena ia menjadi Ponpes awal bagi Damar mengenal dunia pesantren.

Kedua Ponpes Al Hikmah Pandenglang saat Damar sekolah di MAN1 Pandeglang, keindahan hidup bersama para santri dan KH. Ujang Rafiudin masih terukir indah hingga har ini. Jika Damar datang ke Pondok dari pulang kampung, bawa nasi timbel, maka nasi timbel itu dibuka dan dimakan bersama, begitu pun saat temannya  ada yang pulang kampung dan tiba bawa nasi timbel, kami diajaknya makan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun