Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Diary

Boga Lakon

21 September 2022   13:22 Diperbarui: 21 September 2022   14:34 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri (tengah alm. Mr. Bambang) 

Datanglah pak Heri sopir ambulan Sekolah yang bersama Om Soni menolong Mr. Bambang yang terjatuh di setelah dari kamar mandi. Pak Heri smapaikan hasil tes covid-19 dan hasilnya alhamdulillah negatif, selang 30 menit dari kedatangan  saya, datang pula bu Tati istri Pak Bambang yang dengan sigapnya ia bertanya ke dokter jaga dan perawat bagimana keadaan suaminya, bagaimana sebaiknya?

Atas nasihat dokter di IGD RS Kencana, karena di sini tak ada dokter spesialis Jantung, baiknya kami rujuk saja. Setelah beres administrasi pakai BPJS kami pindahkan Mr. bambsng ke RS. Sari Asih, untung saja ada Pak Heri sopir ambulan Sekolah yang standby. Tiba di IGD rupanya penuh sehingga baru dapat tindakan dan obsrvasi setelah mengantri giloran diperiksa selama 30 menit. Ada yang kudengar sayup dari obrolan dokter jaga di IGD Kencana pas pamitan, bahwa nadi Mr. Bambang lemah. Semoga ada kejaiban.

Masuk RS. Sari Asih pukul 19.00 Wib dan baru dsapat tindakan, dipasang beragam alat untuk deteksi semuanya pukul 20.30 Wib, kami maklum kana memang Bad yang adapun penuh semuanya. Setelah dinpus di pasang oksigen serta diberi obat barulah Mr. Bambang tenang, namun tetap tersengal-sengal sulit bernafas.

Pukul 23.00 Wib, saya lihat Mr. Bambang seperti tidur pulas dan saya sampaikan ke istrinya. Dengan sigap istrinya menepuk nepuk dan membisikan taklin "Laa ilaha illallah". Mata Mr. Bambang terbuka dan masih bernafas. Segera saya beritahu dokter jaga dan tim dokter pun segera melakukan tindakan membuat nafas buatan dengan alat picu pasang semua peralatan hingga balon di pernafasan.

Hanya dalam 15 menit semua tim dokter yang menolong, melepaskan semua alat yang terpasang dan dokter berbisik ke istri Mr. Bambang, supaya mengikhlaskan dan tabah. Semua sudah ada kontrak hidupnya, maafkan kami tak bisa menolong almarhum. Istri Mr Bambang yang juga bu Guru di SMPN di Serang luar biasa tegarnya.

Ia langsung menyelesaikan adminustrasi dan menelpon Pak RT bahwa suaminya telah wafat. Mohon dimaafkan dan mohon bantuan untuk almarhum pemulasaraan jenazahnya besok pagi saja. Menunggu kedatangan putranya yang pertama Panji dari Purwokerto. Meminta saya untuk menemani jenazah di ambulan mengantar ke rumah karena yang tahu dan sering ke riumah almarhum saya.

Tidak ada air mata yang mengelir, apalagi nangis hingga semaput ia tampak sedih namun berusaha tegar agar kedua buah hatinya tak larut dalam duka. Yasmin hampir saja pingsan untung diselamatkan adiknya Arya, diberi minum teh manis hangat. Dan dibisikan kita harus ikhlaskan kepergian Papa dan kita harus kuat.

Ngiung-ngiung serine mobil janazah memecah heningnya malam, dan setelah 20 menit dari RS Sari Asih tibalah di rumah duka di Kawasan Kota Serang Baru.  Saya ikut menurunkan jenazah almarhum dan membaringkannya di atas tikar yang dilapisi kain panjang. Karena masih pukul 02.00 pagi saya pamit pulang ke rumah. 

Ada kisah luar biasa dalam prosesi shalat janazah dan penguburan alm.Mr. Bambang yaitu dari semula mau dishalatkan pukul 10.00 karena menunggu kedatangan Panji dari Purwokerto dan baru tiba pukul 11.30 maka diputuskan bahwa sholat jenazahnya bada duhur. Subhanallah rupanya rencana Allah itu luar biasa, saya saksikan selama ikut mensholatkan jenazah, baru ini saya saksikan bahwa jamaahnya seperti sholat jum'at full.

Bahkan yang mengantar ke pemakaman hingga akhir, biasanya hanya keluarga inti dan kerabat, ini saya saksikan lebih dari 200 orang semanagat mengantar aalmarhum di peristirahatan terakhirnya.  

Ada monolog  yang terdengar dari lisan istri almarhum Mr. Bambang yang sampai ke telinga penulis, sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun