Mohon tunggu...
Dahlan Khatami
Dahlan Khatami Mohon Tunggu... Lainnya - blablablabla

Hanya menulis yang terlintas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karyawan Perempuan Selain Tubuhnya Bekerja, Dia Dicabuli

11 Februari 2023   12:22 Diperbarui: 14 Februari 2023   14:21 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu matahari cukup terik pepohonan rindang melindungi panas dari kulit. Pada saat itu minuman dingin menjadi pilihan tepat. Stroberi seorang mahasiswa pekerja paruh waktu. Di bilangan Serpong, Tangerang Selatan bekerja di restoran cepat saji, "Berapa gaji kerja part time di sana?", tanya Cokelat. "29,500 per jam", jawab Stroberi. Sebagai seorang mahasiswi Stroberi mencoba mencari pengalaman bekerja sekaligus menambah uang jajan di sela - sela waktu kuliahnya.

"Gimana kerja disana?", Cokelat bertanya sambil menyemburkan asap rokoknya. Sebenarnya Cokelat sudah berhenti merokok namun dalam benaknya kapan lagi merokok bersama Stroberi dan Stroberi tertawa mendengar apa yang dalam benak Cokelat sampaikan. Sambil mengepulkan asap rokok Stroberi mulai berbagi ceritanya pada Cokelat. "Cewek kerja dimana aja, sama aja", kata Stroberi dengan nada pelan. Cokelat pun bingung dengan perkataannya. "Dicabulin", Stroberi berkata dengan pelan sambil mengalihkan pandangannya ke samping. Cokelat pun kaget dengan ucapan dari mulutnya dan membanting puntung rokoknya. "Iya, Gua dicabulin, Gua mau dicium, paha gua dipegang dua tangan", sambung Stroberi dengan lirih.

Sewaktu ingin menerima gaji bulanan. Stroberi datang ke ruangan atasannya yang bernama Pak Semangka seorang supervisor restoran cepat saji. Ketika menghadap Pak Semangka Stroberi diiming - imingi uang jika mau dicium olehnya sebesar 100 ribu. Namun, Stroberi menolak keras dan membela dirinya, "Duit?! Saya ada kok duit! Bapak mau?! Nih saya kasih! Mau nggak?! Nih saya kasih! Saya ada!", Stroberi menirukan suaranya ketika menceritakan kejadian itu dengan nada agak tinggi. 

Pak Semangka, menganggap Stroberi 'bisa' dalam artian tidur bersamanya. Anggapan seperti itu dilontarkan pada karyawan lain saat sedang berkumpul. "Gua kan ngerokok ya terus dia nganggep, nih 'bisa' nih anak, 'bisa' nih, bisa", Stroberi berkata dengan agak ketus. Pada saat yang berbeda Stroberi kembali dicabuli dengan pahanya dipegang dua tangan oleh pak Semangka. Kejadian yang menimpanya ia berani ceritakan pada teman satu kerjanya. Dan temannya mempercayai cerita yang disampaikan Stroberi. "Gua cerita ke temen gua, sejak itu dia yang jagain gua, ngelindungin gua, kaya jadi bokap gua," Stroberi berkata dengan penuh rasa tenang dan lega. Dirinya merasa sudah ada yang menjadi pelindung bagi dirinya selama bekerja.  

Cerita punya cerita ternyata Pak Semangka tidak hanya melakukan pencabulan pada Stroberi namun pada karyawan perempuan lainnya. "Dia kaya gitu ke semua crew yang perempuan, temen gua juga pernah digituin, dan itu udah biasa, bagi dia itu biasa, ya udah kaya gitu tuh biasa", ujarnya dengan agak kesal. Para karyawan restoran cepat saji memiliki grup obrolan daring yang tidak ada Pak Semangka. Ya, mereka juga tidak menyukai supervisornya dengan badan membungkuk Stroberi menyambung ceritanya, "temen gua ada yang dijanjiin jadi crew tapi ga diangkat-angkat". Sang atasan hanya memberikan janji manis yang tinggal janji pada bawahannya. 

Ketika Cokelat mengajak untuk mengusut peristiwa yang menimpa Stroberi, namun dirinya menolak. Stroberi hanya bisa bercerita pada Cokelat tentang pencabulan yang dialaminya namun tidak berani menuntutnya. "Gue ga ada buktinya", ujarnya lirih. "Terus kalo urusan kaya gitu, duit lagi kan, ribet", sambungnya. Cokelat tidak bisa memaksa kehendak Stroberi meski sanggup untuk mendampinginya.  

Selang beberapa waktu Cokelat tidak lagi berjumpa pada Stroberi, ketika bertemu dengannya sempat membahas cerita yang  waktu itu diceritakannya. Tidak lama kemudian Pak Semangka dipindahkan lokasi kerjanya. "Dia kena rolling jadi kerjanya pindah udah ga disitu lagi", ujar Stroberi. "Terus perasaan lu gimana?", tanya Cokelat. "Wah surga... rasanya bebas ga ada dia", sambung Stroberi. Kini, Stroberi sudah bekerja dengan perasaan nyaman dan aman di tempat kerjanya. Cokelat pun ikut senang pada perasaan yang Stroberi katakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun