Indikator Moneterpun ada yang mengalami penurunan pertumbuhannya
Berikut Beberapa hal yerkait Menurunya Indikator Moneter akbat Covid-19
Pertumbuhan Ekonomi
Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2020 mengindikasikan perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 diprakirakan terkontraksi 1,26% (yoy), turun dari 2,97% (yoy) pada triwulan I-2020. Sementara itu, untuk keseluruhan  tahun 2020, responden memprakirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh 0,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan 5,02% (yoy) pada tahun 2019.
Inflasi
Inflasi pada akhir tahun 2020 diprakirakan sebesar 2,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan 2,72% (yoy) pada 2019. Prakiraan tersebut berada dalam revisi sasaran inflasi tahun 2020 sebesar 2,0%-4,0% yang dilakukan Pemerintah.
Responden memprakirakan inflasi pada triwulan III-2020 sebesar 2,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan II-2020 sebesar 1,96% (yoy), ditopang meningkatnya permintaan sejalan dengan pelonggaran PSBB yang diharapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi pada triwulan III-2020 (Grafik 2).
Nilai tukar Rupiah terhadap USD pada akhir tahun 2020 diprakirakan akan melemah sampai level Rp14.395 per USD dibandingkan dengan realisasi akhir tahun 2019 sebesar Rp13.901 per USD. Responden memprakirakan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut dipengaruhi kondisi perekonomian global maupun regional serta menurunnya perekonomian Indonesia.
Hasil SPIME mengindikasikan nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan III-2020 diprakirakan akan sedikit melemah pada level Rp14.380 per USD dibandingkan realisasi Rp14.302 per USD pada triwulan II-2020. Responden memprakirakan penguatan nilai tukar Rupiah akan dimulai sejak triwulan I-2021 (Grafik 3).