Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Gencatan Senjata Laut Hitam dalam Perspektif Ukraina: Antara Janji Keamanan dan Kepentingan Ekonomi?

2 April 2025   15:27 Diperbarui: 1 April 2025   13:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleksandra Ustinova (Image by @Barong369 via X)

Oleksandra Ustinova, Deputi Rakyat Ukraina atau di Indonesia akrab disebut Anggota DPR Ukraina, menyoroti hasil perundingan Gencatan Senjata Laut Hitam dengan pandangan pembukanya yang mengatakan bahwa kesepakatan antara Amerika Serikat dan Rusia di Arab Saudi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Ukraina. Perjanjian di Arab Saudi berkonsekuensi pada longgarnya rezim sanksi bagi Rusia, sementara Ukraina tidak memperoleh keuntungan yang sepadan.

Sejumlah sanksi ekonomi yang sebelumnya diberlakukan terhadap sektor finansial, perdagangan, serta industri pertanian dan perikanan Rusia mulai dicabut. Kesepakatan ini pun memungkinkan Rusia kembali terhubung ke sistem keuangan internasional yang lebih besar.

Menurut Ustinova, dinukil dari Substack-nya, dinilai telah merugikan Ukraina karena Rusia memperoleh akses perekonomian yang lebih luas tanpa harus mengubah kebijakan agresinya. Dengan adanya pencabutan sanksi terhadap Rosselkhozbank dan institusi keuangan Rusia lainnya, ditambah juga dengan adanya kemudahan bagi perusahaan Rusia untuk kembali beroperasi di pasar global, Negeri Beruang Merah kini dapat memperkuat ekonominya kembali, bahkan di tengah konflik yang masih berlangsung.

Oleksandra Ustinova saat masih menjadi Aktivis di Dewan Uni Eropa pada 2014 (Image by Atlantic Council)
Oleksandra Ustinova saat masih menjadi Aktivis di Dewan Uni Eropa pada 2014 (Image by Atlantic Council)

Ketimpangan dalam Penerapan Gencatan Senjata

Selain pencabutan sanksi, kesepakatan ini juga mencakup klausul pembatasan serangan terhadap infrastruktur energi di kedua negara selama 30 hari, dengan kemungkinan akan adanya masa perpanjangan.

Dalam konteks ini, wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Khusus Sementara Parlemen untuk memantau pasokan senjata ke Ukraina, menilai bahwa kesepakatan ini hanya menguntungkan Rusia, sebab Moskow tetap dapat menyerang Ukraina dengan dalih menargetkan fasilitas militer, sementara Ukraina kehilangan kebebasan untuk menyerang kilang minyak dan depot energi Rusia yang menjadi aset strategis dalam jalannya peperangan antara kedua negara.

Lebih lanjut lagi, adanya potensi ancaman bahwa, apabila Ukraina melanggar kesepakatan ini dengan menyerang infrastruktur energi Rusia, Amerika Serikat mungkin akan menghentikan bantuan militer kepada Kyiv. Ini menunjukkan bahwa perjanjian tersebut pada dasarnya lebih membatasi ruang gerak Ukraina alih-alih Rusia, yang tetap memiliki fleksibilitas dalam melanjutkan operasi militernya.

Serangan Rusia dan Realitas di Lapangan

Peristiwa yang terjadi setelah perjanjian ini ditandatangani memperkuat dugaan Ustinova bahwa kesepakatan ini tidak mendatangkan manfaat nyata bagi Ukraina. Dalam waktu seminggu setelah perjanjian mulai diberlakukan, Rusia meluncurkan lebih dari 500 drone kamikaze ke wilayah Ukraina. 

"Serangan drone ini menyebabkan timbulnya korban jiwa termasuk anak-anak," ungkap Ustinova, serta merusak infrastruktur sipil dan rumah sakit. Fakta ini menunjukkan bahwa Rusia tetap melakukan serangan yang brutal, meskipun telah menandatangani gencatan senjata.

Di sisi lain, pertahanan udara Ukraina hingga hari ini masih bekerja keras untuk menangkis serangan tersebut, namun tidak mampu mencegah datangnya seluruh serangan. Dengan adanya perjanjian yang membatasi serangan Ukraina ke wilayah Rusia, Kyiv kehilangan alat tekanan strategisnya, sementara Rusia tetap bebas melanjutkan serangannya dengan justifikasi militer.

Manuver Geopolitik dan Kepentingan Ekonomi di Balik Perjanjian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun