Mohon tunggu...
Daffa Binapraja
Daffa Binapraja Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir pada 25 Februari 2000, Jakarta Utara

Seorang pemuda yang menyukai fiksi ilmiah, Alternate History, dan sejarah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Detik Maut di Delhi

14 Maret 2020   10:00 Diperbarui: 14 Maret 2020   09:59 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Imran melanjutkan penjelasannya, “Bu Hasanah sempat mengatakan bahwa Aminah sempat ingin.......mengakhiri hidupnya di kamarnya karena dirundung teman-teman kuliahnya. Bu Hasanah baru dapat menghentikan Aminah setelah beliau mengingatkannya padamu, Nak.”

Tanpa penjelasan panjang, Ghulam mengerti satu hal.

Aminah tak hanya menyukainya, namun menjadikan dirinya sebagai alasan hidup.

“Barulah dua hari kemudian, Aminah mengakui bahwa kau adalah satu-satunya orang selain Bu Hasanah yang berteman baik dan peduli dengannya.”

Pak Imran lalu mengambil kertas dan menulis sesuatu untuk Ghulam, “Terkadang, dampak dari berempati, walau bagimu kecil, bisa menjadi besar bagi orang yang membutuhkannya.”

Sayang, kisah empati dan cinta mereka berakhir maut di tangan para ekstrimis dan Pak Imran hanya bisa menangis. Sang Ayah selamat, anaknya tidak.

Ia bahkan tak tahu lagi apa yang akan dirasakan Bu Hasanah begitu tahu anak angkatnya meninggal dalam serangan ekstremis tersebut.

Cerpen ini terinspirasi dari konflik yang dihadapi Umat Islam di India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun