Mohon tunggu...
Daffa Aulia Rahmadan
Daffa Aulia Rahmadan Mohon Tunggu... IPB University

Saya mahasiswa jurusan Analisis Kimia IPB University yang senang menulis dan berbagi cerita seputar sains, pendidikan, dan pengalaman hidup. Saat ini saya sedang magang di Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu, tepatnya di bagian Laboratorium Uji Pangan sebagai analis kimia. Menulis bagi saya adalah cara untuk membagikan ilmu dan pengalaman dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami dan bermanfaat bagi banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Mutu Pangan Lewat Analisis Kimia: Pengalaman Dibalik Laboratorium

10 Oktober 2025   15:23 Diperbarui: 10 Oktober 2025   15:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengujian sampel pangan di Balai Pengujian Mutu Pangan, Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Analisis kimia mungkin tampak jauh dari kehidupan sehari-hari, tetapi hasilnya hadir di setiap meja makan kita. Tanpa pengawasan mutu, masyarakat berisiko mengonsumsi makanan yang mengandung cemaran logam berat, bahan tambahan berbahaya, atau nutrisi yang menurun kualitasnya.

Laporan BPOM RI (2022) mencatat bahwa lebih dari 1.800 produk pangan olahan di Indonesia tidak memenuhi standar mutu dalam setahun terakhir. Fakta ini memperlihatkan bahwa sistem pengujian laboratorium yang ketat merupakan benteng utama dalam menjamin keamanan pangan nasional.

Dampak Paparan Bahan Kimia terhadap Kesehatan

Paparan bahan kimia dalam makanan dapat memberikan dampak serius terhadap kesehatan. Logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) diketahui bersifat toksik dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan sistem saraf, bahkan meningkatkan risiko kanker (Jomova et al. 2025).

Selain itu, penelitian oleh Geueke et al. (2025) menunjukkan bahwa bahan kimia dari kemasan makanan dapat bermigrasi ke dalam pangan dan bertindak sebagai pengganggu hormon (endocrine disruptors) atau bersifat karsinogenik.

Kondisi serupa juga dilaporkan oleh Chowdhury et al. (2024) di Bangladesh, di mana kadar timbal dan kadmium dalam sayuran melebihi batas aman WHO, menyebabkan risiko kesehatan baik karsinogenik maupun non-karsinogenik. Fakta-fakta ini menegaskan bahwa analisis kimia pangan bukan sekadar kegiatan laboratorium, melainkan upaya perlindungan kesehatan masyarakat.

Penutup

Magang di Balai Pengujian Mutu Pangan memberikan wawasan bahwa analisis kimia memiliki peran krusial dalam memastikan keamanan pangan. Di balik setiap produk yang kita konsumsi, terdapat proses ilmiah yang panjang, mulai dari pengujian bahan baku hingga penentuan kelayakan produk.

Dengan adanya pengawasan mutu berbasis analisis kimia, masyarakat dapat merasa aman bahwa makanan yang dikonsumsi tidak hanya lezat, tetapi juga sehat dan memenuhi standar keamanan global.

Referensi

  • BPOM RI.2022. Pedoman Teknis Pengawasan Mutu Pangan Olahan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun