Assalamualaikum. Wr.Wb
Perkenalkan saya Daffa Anizar Irfansyah. Saya salah satu seorang mahasiswa baru di UNUSA Surabaya. Saat ini saya menemput di falkultas kesehatan dalam prodi DIV Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sesuai arahan dari Bapak Rudi Umar Susanto, M.Pd selaku dosen pengajar Bahasa Indonesia. Kami diberi arahan untuk meresume materi yang telah diberikan yaitu, Bahasa Indonesia, Sejarah, Kedudukan dan fungsi.
Dalam sejarah Bahasa Indonesia terdapat banyak rumpun bahasa di dunia. Seperti apa saja rumpunan bahasa tersebut?. Ayo mari bersama kita pelajari. Rumpunan tersebut yaitu:
- Rumpun Austronesia
- Rumpun Altai
- Rumpun Semit
- Rumpun Indogerman
Dalam rumpun Bahasa Austronesia dapat dijabarkan menjadi dua subrumpun bahasa yaitu, Sub rumpun Austroasia dan Subrumpun Austronesia. Kemudian Subrumpun Austroasia menjadi Rumpun Bahasa India. Lalu Subrumpun Austronesia dibedakan lagi menjadi dua yaitu, Bahasa Austronesia Timur (Ocenia) dan Bahasa Austronesia Barat (Nusantara). Dalam Bahasa Austronesia Timur kemudian muncullah bahasa-bahasa baru seperti, Bahasa Polinesia, Bahasa Melanesia dan Bahasa Mikronesia. Kemudian dalam Bahasa Austronesia Barat banyak bermunculan bahasa baru seperti Bahasa Formasa, Bahasa Tagalok, Bahasa Melayu dan lain sebagainya.
Apa saja yang membuktikan bahwa Bahasa Indonesia itu berasal dari Bahasa Melayu?. Bukti tersebut terdapat pada prasasti di Kerajaan Sriwijaya. Kemudian bukti lainnya adalah Bahasa Melayu telah digunakan sejak zaman Kerajaan Malaka. Dari semua bukti tersebut dapat dinyatakan degan benar bahwa Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu yang digunakan hingga saat ini.
Berikut ini adalah peristiwa -- peristiwa pertumbuhan Bahasa Indonesia. Salah satunya seperti Rancangan Ejaan Melindo 1961, Ejaan Soewandi/Repoeblik 1947 dan Ejaan van Ophyusen 1901. Dalam Rancangan Ejaan Melindo 1961 berisikan bahwa ejaan tersebut baru dikenal pada akhir tahun 1959 karena perkembangan prekonomian saat itu akhirnya ejaan tersebut diurungkan. Kemudian dalam Ejaan Soewandi/Repoeblik 1947 diketahui bahwa berisi kata ulang dan kata ganti. Lalu dalam Ejaan van Ophyusen 1901 berisi pengubahan pengubahan kata dan muncullah tanda baca.
Berbicara mengenai Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang bisa disebut (EYD). Ejaan tersebut telad diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden RI. Peresmian tersebut telah diatur berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Menurut hasil pada  perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang saat itu diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 yaitu, menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah:
    -Sebagai lambang kebanggaan nasional
    -Sebagai lambang identitas negara
    -Sebagai alat pemersatu masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasanya
