Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lima Jam Mancing di Jammeng, Menjajal Pantai Timur Selayar

28 Desember 2009   06:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:44 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ikan telah terkumpul. Kawan-kawan telah menikmati sesi ini. Sebelumnya, salah seorang kru jolor telah ke darat untuk mengambil sabut kelapa sebagai bahan bakar. Di pantai terlihat lampu kedap kedip dan di sanalah dia mencari sabut. Tidak lama dia datang dengan sampan penuh sabut kelapa.

Saatnya membakar ikan pancingan. Kami akan makan malam di atas kapal. Ikan hasil pancingan!

Sekitar 20 menit kemudian, Linda mulai memanggil-manggil untuk segera bergegas ke dek jolor. “Sini maki, ikannya sudah dibakar”. Sambal dan kecap tersedia. Juga, nasi. Di atas jolor yang disinari rembulan, tanpa lampu mereka mulai mendekat untuk menikmati sajian malam itu. Saya masih berkutat di tempat saya. Tidak ada lagi ikan setelah ikan 2 kilo itu. “Tidak apa” kataku.

Seusai menikmati ikan kakap merah itu. Saya lepaskan pancing dengan umpan ikan tongkol kecil. Zwingggg…tiba-tiba saya merasakan tali pancing jadi ringan. Timah yang jadi pemberat tidak terasa lagi. “Aih ada ikan yang sambarki itu, pak” Kata Herman. Buktinya tali pancing putus sebelum sampai ke dasar.

Arus dan ombak yang sangat bersahabat membuat kami betah. Saat itu pula hasil pancingan kami telah dibakar oleh kru kapal, hingga satu persatu dari kami menuju dek dan menyantap ikan dengan lahap. Giliran pertama adalah “kepala sekolah”, lalu Linda, Ruslan dan Saya. Walau kelimpungan menarik tali pancing namun ikan yang lumayan banyak di bak penampungan membuat kami puas.

Linda seusai menikmati ikan bakar yang disodorkan kru kapal mulai mencari posisi nyaman. Kepalanya rebah di kardus gelas mineral dan mulai meluruskan badannya. Saatnya tidur. Evi masih betah dengan pancingnya.

Hampir dua jam kami menghabiskan waktu mancing di titik pertama. Pada sekitar 11.30 kami berpindah ke lokasi pemancingan kedua di utara lokasi sebelumnya. Formasi para pemancing masih sama sebelumnya hanya saja, kedalaman yang dipilih oleh pembawa jolor pada kedalaman hampir 30 meter. Saya mengukurnya dari tali pancing yang saya tera dari rentangan tangan.

Bismillah! Pak Haji mulai membentangkan pancingnya. Lima menit kemudian, seekor ikan kakap seukuran telapak tangan menggantung di ujung pancingnya. Saya juga melihat Evi berteriak girang saat seekor ikan menggantung di pancingnya.

Saat itu, saya masih bisa berteriak, dapatttt!!! Saat seekor ikan kakap mata besar meronta di ujung pancing. Hentakan pancing tidak begitu keras hingga saya menduga ikannya kecil. Benar saja, seekor ikan kakap mata besar menggeliat di ujung tali pancing.

Ikan segar di atas kapal, diayun arus dan ombak lemah membuat kami begitu terkesan. Saat waktu menunjukkan pukul 12.30 kami sepakat kembali ke darat dan sampai pukul 01.00am. Kami telah mencatat cerita petualangan di Jammeng, menembus pantai timur dan menjajal perairannya. Hampir lima jam kami menghabiskan waktu di atas jolor.

Hingga dinihari itu, kami putuskan kembali ke Benteng saat itu juga. Ya, kami putuskan melewati kembali jalur Jammeng yang berliku dan sempit. Kami juga sempat khawatir karena situasi jalan yang sempit dan licin. Hingga pukul 03.00 kami sampai di Benteng. Kami sungguh menikmati perjalanan ke Jammeng ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun