Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Usamah Kadir yang Saya Kenal

22 Februari 2023   08:26 Diperbarui: 22 Februari 2023   08:42 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usama Kadir (UKA) kelima dari kiri saat acara di kantor PWI Sulsel Jl Pettarani Makassar (foto dok Nur Terbit)

Bermula di "Mimbar Karya" (MK), salah satu koran mingguan pimpinan Moh Anis. Kami berkantor di Bakti Baru milik pengusaha media Alwi Hamu (terakhir staf khusus Pak Jusuf Kalla -JK, Wakil Presiden era SBY dan Jokowi).

Di gedung yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani ini, juga kami satu kantor dengan koran sore "Tegas", sekaligus satu gedung dengan percetakannya.

Belakang di gedung yang sama, menyusul berkantor koran "Harian Fajar", sebelum merger dengan Jawa Pos Grup seperti sekarang ini dan pindah ke Racing Center Panaikang, lalu menetap sekarang di Maccini, tepatnya Jl. Urip Sumoharjo, samping fly over.

Sam kemudian bergabung di media yang lain, di saat saya sudah di ujung waktu dalam proses pindah ke Jakarta di Harian Terbit (koran terbitan Jakarta dari Pos Kota Grup) sebagai koresponden di perwakilan Indonesia Timur berkedudukan di Makassar.

Ketika beberapa tahun saya masih sebagai koresponden Harian Terbit, berkantor di Jl. Penghibur, tepi pantai Losari Makassar, saat itulah Sam menyusul bergabung. Dia belakangan tinggalkan Mimbar Karya. Kami satu tim kembali.

Meskipun pernah satu kampus, juga satu profesi sebagai wartawan. Tapi saya sering bergurau dan menggodanya. "Iya, Sam memang senior saya di kampus, tapi di dunia wartawan saya seniornya Sam. Saya lebih dulu jadi wartawan hahaha..."

*Bersaing Nulis Cerpen*

Suatu hari, Harian Terbit edisi Minggu (SKM Terbit Minggu) mengadakan sayembara menulis cerita pendek (cerpen). Saya dan Sam sepakat ikut lomba. Kami masing-masing menulis satu cerpen dan mengirimkannya ke redaksi di Jakarta.

Cerpen yang terpilih sebagai juara 1, adalah karya Luqman Hakim Gayo, wartawan yang pernah hilang di perang Irak. Cerpennya berkisah tentang narapadina yang menunggu eksekusi mati. Disusul cerpen karya Sam, juga salah satu pemenang. Cerpen saya sendiri, hanya mendapat hadiah hiburan.

Sekedar diketahui, cerpennya Sam mengangkat kisah unik. Dia berdialog sendiri dengan cerpennya. Berdiskusi tentang apa tema cerpen, bagaimana karakter tokoh-tokohnya? Lalu cerpen diakhiri dengan cerita yang menggantung. 

Ketika saya hijerah ke Jakarta bergabung di redaksi "Pos Kota Grup" (1984), beberapa tahun kemudian, seorang pria terlihat berjalan kaki melintas di depan rumah kontrakan saya di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun