Bukan itu saja. Bahkan pemudik sepeda motor, juga diajak beralih ke lapal Laut Pelni. Dua kapal bagi pemudik motor tersebut, masing-masing adalah Kapal Motor (KM) Dobonsolo dan KM Ciremai.
"Kedua kapal ini merupakan kapal 3 in 1 yaitu kapal yang dapat mengangkut orang, barang dan kendaraan," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Capt Mugen S. Sartoto, dikutip dari POSJAKUT Sabtu 23 April 2022.
Maka sedikitnya ada 1.182 pemudik gratis diangkut oleh kapal KM Ciremai bersama 466 motor mereka. Pemudik ini diangkut dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Emas Semarang dan Tanjung Perak Surabaya.
Pemudik yang semula pulang ke daerah dan sudah balik lagi ke rantau (arus balik), tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menggunakan kapal laut KM Ciremai dan KM Dobonsolo milik PT Pelni dalam dua gelombang.
Kapal penumpang KM Ciremai tersebut membawa pemudik gratis pada arus balik dari Semarang dan Surabaya.Â
Mereka tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pukul 07.30 Wib pada Rabu 11 Mei 2022 membawa 1182 orang dan 466 unit motor. Disusul dengan rute yang sama, diangkut dengan KM Dobonsolo.
*****
Seperti di awal tulisan ini, masa mudik lebaran sudah berlalu. Kini sudah berganti arus balik. Ya, rame-rame balik lagi ke perantauan -- tempat mencari nafkah, juga "sesuap nasi dan segenggam berlian" untuk keluarga.Â
Kalau bicara mudik, maka mudik tahun 1987 -- dari Jakarta ke Makassar -- adalah peristiwa monumental dalam sejarah kehidupan saya selanjutnya. Mudik kala itu, untuk kedua kalinya sejak 7 tahun di perantauan (1980 - 1987).
Maklum, mudik 1987 itulah adalah "ritual" pulang kampung yang paling spektakuler bagi saya. Apalagi mudik dan arus balik dengan kapal laut. Kenapa?
Ya, seperti inti judul tulisan saya di atas: PULANG MUDIK MASIH BUJANGAN, GILIRAN BALIK EH SUDAH BAWA ISTRI !