Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Angin Segar bagi Guru Honorer K2

12 Oktober 2018   22:55 Diperbarui: 13 Oktober 2018   00:59 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta seminar nasional dari komunitas blogger, foto bersama usai acara di gedung DPR RI Senayan, Jakarta (foto TDB)

Ujian CPNS 2018 sudah dibuka. Dari 351.964 formasi PNS, terbanyak ardalah posisi guru. Lalu bagaimana dengan nasib guru honorer? Mereka sudah bertahun-tahun mengabdi tapi belum juga diangkat jadi PNS?


Nasib guru, terutama yang masih honorer, kini memang jadi pembicaraan hangat dan mencuat kembali terutama di kalangan para guru. Di beberapa daerah, para guru honorer ini pun menggelar demo mempertanyakan nasib mereka. Bahkan ada yang nekat demo ke Jakarta untuk tujuan yang sama.  

Inilah salah satu pertimbangan digelarnya Seminar Nasional bertema "Kebijakan Penuntasan Guru Honorer K-2" oleh Komisi X DPR RI Bidang Pendidik, Cendekiawan, dan Ormas Bersama Fraksi Partai Golkar, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Selasa 9 Oktober 2018 lalu.

Menurut Ketua Fraksi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, sudah dua kali fraksi yang dipimpinnya melalukan rapat. Di antaranya membahas masalah 483 ribu guru honorer ini, agar bisa segera dituntaskan. "Masalah ini yang sering banyak ditagih ke kami," kata Markus Mekeng.

Apa yang dikatakan Markus Mekeng, mungkin ada benarnya. Apalagi ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 -- pendaftaran CPNS secara online akhir September hingga 15 Oktober 2018 -- terbanyak adalah formasi guru. Ada 351.964 formasi untuk CPNS 2018, yang terbanyak adalah formasi tenaga guru.

Kendala selama ini adalah soal sumber dana pembayaran gajinya. Apakah diambil dari APBD atau APBN atau mungkin ada sumber lain?  ""Sebab yang namanya tenaga honorer K-2 bukan hanya tenaga guru tapi juga ada tenang yang lain.

Atau mungkin menunggu sampai kondisi APBN kita ideal? Tapi kapan idealnya sementara nasib guru honorer ini harus juga segera diselesaikan. Guru bisa berkonsentrasi  dan mendidik anak muridnya berkualitas, kalau kesejahteraannya juga terpenuhi.

"Semoga seminar ini bisa mendapatkan solusi bagi guru honorer," kata Mekeng.

Sementara Sekjen Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus mengutip pidato sambutan Presiden Jokowi pada peringatan HUT PGRI di Stadion Patriot Kota Bekasi, 14 Maret 2018 silam.

"Peran guru tidak tergantikan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa," kata Jokowi, seperti dikutip kembali oleh Freidrich Paulus. Selengkapnya bisa dibaca link tulisannya di sini: .....Guru Sertifikasi Antara Profesi, Spekulasi dan Ambisi

Selama ini kalau tenaga guru kurang terutama di daerah, terpaksa harus direkrut dari anggota TNI. Hebatkan TNI kita?

Soal gaji guru, memang sudah ada perbaikan. Berbeda misalnya dengan nasib "Oemar Bakri", guru rekaan Iwan Fals dalam lagunya, yang nasib dan gajinya selalu dikebiri.  

Coba saja banding dengan gaji guru sekarang ini. Ada yang sudah menerima Rp3,17 juta. Tapi tidak sedikit guru, meski berlatarbelakang pendidikan S1 tapi hanya menerima sekitar Rp1 juta. Bandingkan dengan kehidupan sosial di DKI Jakarta yang UMR-nya Rp3,6 juta sementara selama ini masih ada guru honorer yang bergaji 500 ribu hingga 1 juta.

Lalu bagaimana dengan guru honorer K-2? Masih ada 351 ribu yang belum terangkat, di antaranya ada sekitar 10 persen akan pensiun. Jadi diharapkan Januari 2019 harus sudah ada keputusan.

Suasana saat berlangsung seminar (foto Mohammad Sobari/TDB)
Suasana saat berlangsung seminar (foto Mohammad Sobari/TDB)

Berapa Sebenarnya Kebutuhan Guru?

Direktur Jenderal Tenaga Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),  Dr Supariano, M. Ed mengatakan ada 3 juta guru di Indonesia, tidak termasuk yang tergabung sebagai guru di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).

Dari jumlah 3 juta tersebut di antaranya yang termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 1,4 juta guru sekolah negeri, guru sekolah swasta dan negeri sebanyak 1,5 juta, guru bersertifikasi sebanyak 217 ribu. Ada yang sudah S1 ada juga yang  belum.

Kebutuhan guru saat ini berdasarkan data yang diambil dari Dapodik (Data Pokok Pendidik dan Kependidikan) sebanyak 988.133 guru. Jika diklasifikasikan dengan multysubyek dan multygrade kebutuhan sebanyak 707.323 guru. Sementara yang pensiun sebanyak 295.779 guru.

Selama ini jumlah murid SD dan jumlah gurunya masih kurang, beda dengan di tingkat SMA dimana angka jumlah murid terus naik setiap tahun ajaran baru namun jumlah gurunya berkurang.

jika ada penambahan gedung sekolah negeri -- tentu juga dengan penambahan murid -- sering tidak disertai dengan penambahan guru PNS.

Memang ada penambahan guru baru selama periode 2012 hingga 2017, misalnya periode 2013 ada penambahan guru baru sebanyak 64.000 guru. Namun beberapa tahun terakhir, tidak ada penambahan guru baru lagi. Khusus untuk tenaga guru honorer K-2 berdasarkan data base Kementerian PAN sebanyak 157.210.

Menurut Supariano, Dirjen  Tenaga Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, dalam merekrut tenaga guru baru pemerintah mempunyai teknik dan skala prioritas.

Misalnya jika ada sekolah di daerah tertentu yang belum ada guru PNS-nya, maka ini menjadi prioritas pertama untuk penembahan guru baru. Prioritas kedua, jika di daerah tersebut termasuk daerah khusus. 

Selain Supariano dari Kemendikbud, juga tampil jadi narasumber Dr Ir Setiawan W, SE Deputi SDM Kementerian Pemberdayaan Apartur Negara, Made Arya Wijaya Direktur Harmonisasi Penganggaran Kementerian Keuangan, Sri Purwaningsih, SH, MAP Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah IV Kementerian Dalam Negeri.

Sedang pembicara penutup yang semula direncanakan sebagai keynote speaker adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof DR Muhajir Effendi MAP. Mendikbud saat menyampaikan materi, didampingi ketua panitia seminar, Ferdiansyah

Dari seminar nasional yang dihadiri perwakilan dari sejumlah provinsi di Indonesia ini, akhirnya disimpulkan oleh anggota DPR RI Merlinda Irwan. Mantan penyiar berita di TVRI  ini jadi MC di acara seminar ini.

Kesimpulan seminar adalah: bagaimana pun juga persoalan guru honorer bukan hanya tanggungjawab Kemendikbud, tapi tanggungjawab pemerintah melalui Kemenkeu, Kemenpan, Kemendagri.

Adapun solusi untuk tenaga guru honorer K-2 ini adalah mereka masih diberi kesempatan mengikuti ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Bagi mereka yang tidak memenuhi persyaratan sebagai CPNS, boleh ikut di program Pegawai Pemda dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Jika masih gagal juga, akan digaji dengan UMR daerah setempat.

Tentu saja tetap harus mengikuti ujian dan peraturan yang berlaku. Nah guru honorer K2, mau apa lagi, yuk buruan ikut CPNS. Ini angin segar buatmu semua. Sekian dan salam.... (Nur Terbit)

Komunitas blogger TDB berpose bersama usai mengikuti seminar nasional di DPR RI Senayan Jakarta (foto : Mohammad Sobari/TDB)
Komunitas blogger TDB berpose bersama usai mengikuti seminar nasional di DPR RI Senayan Jakarta (foto : Mohammad Sobari/TDB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun