Mohon tunggu...
Daan Andraan
Daan Andraan Mohon Tunggu... Pramusaji - Pembaca

Seorang pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menemukan Tahok, Jejak Budaya Kuliner Tionghoa di Kali Pepe

22 Desember 2018   15:24 Diperbarui: 23 Desember 2018   01:48 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya tidak akan memberi tahu apa bahan rahasianya.." Pak Wagiman menegaskan.

Tahok adalah endapan lembut padat dari sari kacang kedelai, teksturnya lebih lembut dari tahu.

Tahok berasal dari suku kata Tao atau Teu yang berarti kacang kedelai, serta Hoa atau Hu yang berarti lumat (sumber: Google). 

Di daerah lain ada juga kudapan dari sari kedelai yang dipadatkan yang sama dengan Tahok tapi dengan nama yang berbeda: Kembang Tahu dikenal di daerah Jawa Barat, Wedang Jahe di Yogyakarta, Tahua/Tahwa di daerah Surabaya, Malang dan sekitarnya.

Sejarah Tahok di Solo kemungkinan berawal dari kedatangan orang orang Tionghoa pelarian dari kerusuhan etnis di Batavia tahun 1740 dan menetap di Kartasura. Kedatangan mereka diterima baik oleh PB II yang kemudian hari pelarian pelarian ini dimanfaatkan untuk melawan VOC, walaupun akhirnya orang orang Tionghoa berbalik menyerang PB II di peristiwa Geger Pecinan di Kartasura.

Pak Wagiman di akhir ceritanya dengan nada lirih mengatakan, hanya tinggal 3 orang yang berjualan Tahok di Solo.


Dan seketika itu pula aku teringat akan Prasasti Bok Teko yang belum kutemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun