Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menyeimbangkan Otak Kiri dan Otak Kanan

23 Agustus 2017   12:53 Diperbarui: 23 Agustus 2017   17:41 2581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mewarnai asik menggunakan connector pen | Foto: koleksi pribadi

Aku sejak kecil lebih banyak otak kiri yang bekerja dibanding otak kanan. Boleh dibilang otak kanan aku, jarang dipakai. Bila merujuk diberbagai artikel tentang otak kiri dan otak kanan, salah satunya aku ambil dari pusatbiologi.com bahwa tugas otak kiri dan otak kanan selain untuk menggerakan berbagai organ tubuh, juga memiliki fungsi lain yaitu:

Otak kiri untuk intelegensi (IQ), logika dan rasio (seperti matematika), berpikir sacara sistematis, bahasa verbal, berpikir linear dan terstruktur, berpikir analisis dan bertahap, cara berpikirnya short term memory (memory jangka pendek).

Sedang otak kanan untuk emosi (emotional quotient (EQ)), hubungan antar manusia (sosialisasi), komunikasi (perkembangan bahasa non verbal), intuitif seni (menari, melukis, menyanyi dan lain-lain), mengendalikan ekspresi manusia, pusat khayalan dan kreativitas, berpikir lateral dan tidak terstruktur, tidak memikirkan hal-hal secara detail, cara kerjanya long term memory (memory jangka panjang), lebih ahli dalam menentukan ruang/tempat dan warna, pengenalan wajah.

Aku lebih menggunakan otak kiri dalam banyak kesempatan, tak heran nilai aku saat sekolah mulai dari SD, SMP sampai SMA, hanya mata pelajaran Matematika yang paling tinggi, termasuk NEM (Nilai Ebtanas Murni). Selain itu, dulu aku suka heran, kenapa bisa aku cepat sekali belajar bahasa daerah, karena sering berpindah-pindah. Dan anehnya tetap bisa berbahasa daerah tersebut walau aku sudah pindah. Hal ini berbeda dengan adik aku, yang begitu pindah langsung lupa dengan bahasa daerah sebelumnya.

Huaaah seneng banget isi goody bag dari Faber-Castell banyak | Foto: koleksi pribadi
Huaaah seneng banget isi goody bag dari Faber-Castell banyak | Foto: koleksi pribadi
Dan memang aku sering tidak bisa mengekspresikan perasaan, susah menghapal wajah orang (terutama yang bertemu sekali-kali), waktu kecil aku juga pernah mengalami kesulitan bersosialisasi. Apalagi soal kreativitas, aku sangat kurang. Termasuk urusan yang berbau seni, mulai dari nyanyi, nari apalagi menggambar, mewarnai saja nggak pernah bagus. Demikian juga main alat musik, nggak bisa, paling cuma bisa suling dan pianika, itupun hanya lagu-lagu standar.

Urusan main game, aku pun lebih ahli main game yang pakai mikir dan taktik, terutama yang berhubungan dengan angka dan logika. Tapi permainan-permainan tersebut sangat baik dilakukan pada usia muda hingga tua, karena dapat tetap mengoptimalkan fungsi kognitif otak, agar tak cepat pikun.

Pas visit langsung disuruh praktekin teknik2 mewarnai | Foto: koleksi pribadi
Pas visit langsung disuruh praktekin teknik2 mewarnai | Foto: koleksi pribadi
Nah baru sekarang kepikiran bagaimana cara mengaktifkan juga fungsi otak kanan aku. Tapi bingung, melakukan kegiatan apa ya, diusia segini, yang asik dan nggak ribet. Soalnya kalau urusan musik, sepertinya cukup karaoke sendirian aja, walau suara amburadul yang penting happy. Kalau melukis, aku asli sudah menyerah sejak jaman antah berantah. Dulu pernah aku tulis kisah koplak sekaligus menyedihkan seputar melukis ini (baca di sini).

Aku lebih sebagai penikmat seni dan sering terkagum-kagum melihat hasil kreativitas orang lain. Dan lebih takjub bahwa berbagai seni itu bisa menyenangkan, tak hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain.

Ini waktu nyoba di acar visit. Asli paling jelek :p | Foto: koleksi pribadi
Ini waktu nyoba di acar visit. Asli paling jelek :p | Foto: koleksi pribadi
Akhirnya kepikiran mau nyobain mewarnai, gegara pernah baca suatu artikel, mewarnai bagus juga untuk orang dewasa. Bahkan banyak teman aku juga berbagi kisah di media sosial, tentang aktifitas mewarnai, yang menyenangkan dan bikin ketagihan. Cuma ya gitu, masih suka malas untuk cari-cari info seputar mewarnai.

Dan berkah itu datang juga, pas buka kompasiana, eh tiba-tiba ada event visit Pabrik Faber-Castell. Kok ya bisa pas banget. Langsung daftar dong pastinya. Tapi sayang nggak kepilih seleksi, padahal aku daftar hanya selang 15 menit artikel event tersebut tayang. Yah sudahlah.

Percobaan pertama lumayan | Foto: koleksi pribadi
Percobaan pertama lumayan | Foto: koleksi pribadi
Eh namanya rejeki mah emang nggak bakal ketuker, H-1 event visit pabrik Faber-Castell, aku dihubungi admin, ada yang batal ikut. Jadi aku ditawarin ikutan. Yah langsung mau dong, secara emang pengen tau banget. Walau admin ngasih taunya mepet banget, untung masih bisa dapat ijin dari kantor.

Selama di pabrik Faber-Castell dapat banyak tambahan ilmu, kalau ternyata mewarnai itu banyak manfaatnya. Diantaranya; mencegah stres, melatih konsentrasi, mencegah pikun, mengoptimalkan  motorik otak, meningkatkan daya kreativitas dan daya imajinasi, juga dapat merasakan sensasi menenangkan.

Kami pun diajari berbagai teknik mewarnai menggunakan connetor pen. Karena pabrik yang kami kunjungi memproduksi connector pen. Jadi tau kalau ternyata mewarnai itu nggak cuma diblok, tapi ada tekniknya, yaitu patterning, pointilism, squiggling, shading, contouring. Dan asli menyenangkan.

Percobaan kedua komposisi warnanya baguslah ya untuk pemula *pedeh| Foto: koleksi pribadi
Percobaan kedua komposisi warnanya baguslah ya untuk pemula *pedeh| Foto: koleksi pribadi
Mewarnai itu memang memulainya luar biasa susahnya. Tapi begitu dimulai, keasikan dan nggak bisa berhenti. Saat visit di pabrik Faber-Castell kami disuruh langsung mencoba berbagai teknik mewarnai, dengan gambar yang dibagikan. Dan 3 gambar terbaik dapat hadiah. Bisa ditebak, aku nggak menang. Asli heran, kok ya pada kepikiran mewarnai kayak gitu, hasilnya keren-keren. Sungguh daya kreativitas aku rendah banget.

Setelah di rumah pun, ragu-ragu mau mulai mencoba mewarnai lagi. Selain ragu-ragu, malasnya itu yang nggak nahan. Untungnya saat visit ke pabrik Faber-Castell, selain dapat buku coloring juga dapat 3 gambar yang kecil-kecil. Jadi sebelum nyoba mewarnai dengan gambar yang lebih besar dan komplek seperti di buku Colouring for Relaxation, aku nyoba mewarnai 3 gambar yang kecil-kecil dulu.

Percobaan ketiga, mulai bingung, karena lebih komplek, dan komposisi warnanya jadi kurang pas ;p | Foto: koleksi pribadi
Percobaan ketiga, mulai bingung, karena lebih komplek, dan komposisi warnanya jadi kurang pas ;p | Foto: koleksi pribadi
Sungguh mengasikkan dan tak sadar dengan waktu. Sepertinya untuk mengisi waktu, mewarnai lebih menyenangkan ketimbang baca-baca media sosial, yang sekarang ini sering berisi hal-hal yang negatif dan bikin pusing. Hihihi.

Untuk orang seperti aku, yang kurang mempunyai jiwa seni, mewarnai bisa jadi solusi. Selain menyenangkan dan bermanfaat, mewarnai mungkin bisa menumbuhkan kemampuan otak kanan aku. Sekaligus harapannya bisa menyeimbangkan kinerja otak kiri dan otak kanan. Dan juga kedepannya jadi bisa menggambar juga. Semoga yaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun