Mohon tunggu...
Cut FatihahDila
Cut FatihahDila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Charles Wright Mills: Sociological Imagination, The Power Elite, dan The White Collar

16 November 2022   10:21 Diperbarui: 16 November 2022   10:31 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mills melihat dalam fenomena ini ada tiga kerucut kekuasaan di Amerika kemudian disebut sebagai the power elite. Ketiga pengerucutan ini mills melihat bahwa penguasa, politisi, dan militer dengan tiga pengerucutan ini kekuasaan berputar antara ketiga kelompok tersebut. Mills melihat dalam kepemimpinan ketiga kelompok tersebut tidak serta merta satu kelompok mendominasi yang lain tetapi ada pemerataan yang pemilipin dari suatu kelompok lakukan, maka dari itu Mills beranggapan bahwa Amerika menjunjung tinggi keseimbangan dengan control yang seimbang pula sehingga terbentuk suatu ketergantungan antar kelompok. 

Dari sini Mills bisa membuat piramida masyarakat. Pada tingkatan pertama piramida ini diisi oleh pengusaha, politisi dan militer, level kedua yaitu ketua-ketua badan pemerintahan, pemimpin lokal, kelompok penekan, level ketiga yaitu masyarakat masa, dimana masyarakat ini tidak memiliki kekuatan pada level pertama dan kedua. Hal ini bisa terjadi menurut penjelasan Mills yaitu dalam kehidupan masyarakat ada sebuah penguasaan terhadap opini yang tersebar di masyarakat, dimana opini ini berasal dari satu arah yaitu media yang diatur oleh tiga kelompok kekuasaan tersebut. Konsep ini adalah yang disebut The Power Elite yang di latar belakangi oleh tiga faktor, yaitu kesamaan psikologis, proses interaksi, dan persamaan kepentingan.

3. The White Collar (Kerah putih)

The white collar disebut sebagai kelas menengah, dalam hal ini Mills menjelaskan bahwa tidak sepenuhnya ada hubungan antara pemilik modal dan pekerja dan bisa memunculkan white collar ini sendiri. 

Perbedaan white collar dengan dua kelas yang lain yaitu pekerja dan pemilik modal, dalam prosesnya posisi mereka tidak melahirkan sebuah produk, karena yang mengeluarkan produk adalah kelas pekerja tetapi mereka mendapatkan upah dalam proses produksi yang dilakukan kelas pekerja. Seperti manager, sales, direktur dan pekerjaan lain yang tidak menghasilkan produk dalam suatu perusahaan, melihat hal ini Mills menganggap bahwa ada alienasi antara proses kerja yang dilakukan dengan barang yang dihasilkan karena white collar ini tidak melahirkan sebuah produk tertentu. Dari sini pula dalam kelas menengah terjadi proses alienasi dari kedua kelas tersebut antara kelas pekerja dan pemilik modal, ini yang menjadikan white collar berada di tengah-tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun