Mohon tunggu...
Firrman Taqur
Firrman Taqur Mohon Tunggu... Custoslogos

Menolak tua, penikmat kopi, dan penumpang setia kereta api ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mahsyar (Keping 3)

1 Oktober 2025   08:35 Diperbarui: 2 Oktober 2025   08:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Digital collage art (custoslogos) 

Aku mengembuskan napas panjang. Lega. Dia tersenyum, Dalam perjalanan pulang, di bawah langit yang sama, kami lantas bercinta untuk merayakan.

Di layar itu, semuanya terpampang jelas. Nama, wajah, kisah yang seharusnya hanya milikku, terburai tanpa belas kasihan. Setiap kata seperti duri yang menancap di dada. Kenapa semua ada di sana? Kenapa semuanya tentangku?

Aku muak. Muak setengah mati.

Mual menjalar dari perut ke tenggorokan. Aku ingin berpaling, ingin lari, tapi layar itu terus bergulir. Tanpa ampun. Tanpa henti. Seperti arus deras yang menolak memberiku jeda untuk bernapas.

Aku masih terjaga, bukan oleh kantuk yang enggan datang, melainkan oleh rasa heran di menghantam pikiranku. Belum sempat menyusun kepingan logika, dua pasang tangan kekar kembali mencengkeram tubuhku dengan kasar.

"Tunggu dulu!" seruku, meronta, berusaha melepaskan genggaman mereka.

Si brewok menatapku tajam. Mata gelapnya berkilat dengan ketidaksabaran yang memuakkan. "Mau apalagi kamu?" suaranya berat, menggertak, seperti gemuruh sebelum badai.

Aku menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri meski jantungku berdegup kencang. "Sebenarnya mau dibawa ke mana aku ini?" tanyaku.

Si gimbal menyeringai, senyum tipisnya lebih terasa seperti vonis ketimbang isyarat belas kasihan. "Ke penjara."

"Penjara?" aku mengulanginya, hampir tergagap, "Hei, hei! Aku bahkan belum diadili. Kalian tidak bisa seenaknya menjebloskan orang begitu saja, ini pelanggaran. Kalian mengabaikan asas praduga tak bersalah."

Si gimbal terkekeh, lalu mendekat, "Siapa bilang kamu tidak bersalah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun