Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ajaib, Bunga Bangkai Tumbuh di Pekarangan Kostan!

30 April 2012   22:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:54 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_178354" align="aligncenter" width="346" caption="Sang bunga sedang merekah mempesona (foto dok. pribadi)"][/caption] "Ajaib!" Itulah kata pertama saya ketika melihat objek hidup yang langka ini (Bunga Bangkai--Red). Ya, bagai mendapat durian runtuh, tiba-tiba saja jenis tanaman yang dalam bahasa latin disebut Amorphopallus paeniifolius, tumbuh mempesona di pekarangan kostan saya, tepatnya di sebuah kebun milik warga lokal. Kejadian ini berlangsung setahun yang lalu, di sebuah desa edukasi kampung bahasa, Pare, kediri--Jawa Timur. Kala itu saya sedang "nyantri" untuk memperdalam bahasa di sana. Awalnya, tanaman ini berupa tegakan batang yang memanjang kurang lebih setinggi 40-50 cm, ditopang oleh sebuah batang hijau tua berdiameter sekitar 6 cm dari tanah, dengan bagian atas menggembung besar seperti sebuah katup yang berlapis-lapis. Namun, tanaman ini minim daun, hanya terdapat selaput ari tipis menyerupai daun semu yang telah layu. Anehnya, lama kelamaan gembungan itu semakin besar mendominasi dan mulai membuka lembaran-lembaran kelopak dalam tiap lapisan yang menyelimutinya. Sebagai akibatnya, merekahnya sang bunga ternyata membawa input berupa bau bangkai yang sangat menyengat hingga tercium ke pekarangan kostan. [caption id="attachment_178356" align="aligncenter" width="330" caption="Bunga bangkai yang belum mekar (foto dok. pribadi)"]

13358161822053246893
13358161822053246893
[/caption] Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh teman saya. Namun, karena masih belum merekah dan mengeluarkan 'wewangian' khasnya, maka dibiarkan saja. Puncak klimaksnya adalah, ketika bunga tersebut menunjukkann wujud sempurnanya dan mengeluarkan bebauan yang sangat menusuk. Bahkan, banyak serangga seperti laler (lalat--Red) yang hinggap di kelopak bunganya.  Ketika bunga ini mekar, kelopaknya berwarna merah kecoklatan yang warnanya berubah menjadi merah tua di ujungnya. Di tengah kelopaknya, terdapat sebuah mahkota dengan serbuk berwarna kuning yang menghiasi di tengah pangkalnya, sedangkan pada bagian atasnya berbentuk menyerupai jamur kuping berwarna merah marun. Terciumnya bau bangkai dari bunga tersebut, ternyata cukup menimbulkan polemik di sekitar kostan, bahkan dirasakan juga oleh beberapa kostan lainnya. Alhasil, saat itu sang bunga menjadi primadona oleh banyak pasang mata. Pun, beberapa penduduk lokal juga tak ketinggalan ikut menyaksikan sang bunga, walaupun harus menutup hidung sesaat karena bau bangkai yang sangat menyengat. Sayangnya, tanaman ini dibiarkan saja tanpa perlindungan dan perawatan khusus. Bahkan, pemilik kebun dimana bunga ini tumbuh, tidak begitu antusias gembira. Pasalnya, diketahui bahwa tanaman ini sering tumbuh di kebun miliknya, dan menganggap hal itu menjadi sesuatu yang biasa baginya. Mengetahui hal itu, saya pun membuktikan pemaparan sang pemilik kebun, dan memang benar terdapat sisa bunga bangkai lainnya yang telah mati dan kering di sisi lain kebunnya. Aneh sekali! Saya pun berpikir, mengapa tanaman langka ini bisa tumbuh di sekitar perumahan warga dengan intensitas yang cukup sering. Ada yang bilang bahwa jenis tanaman ini merupakan salah satu bioondikator penunjuk adanya kandungan logam atau sisa fosil makhluk hidup di dalam tanah, tempat si bunga tumbuh. Dan, mungkin saja bila di dalam tanahnya, ternyata terkandung sumber logam mulia (emas--Red) atau fosil makhluk hidup purba. Bisa saja, kan?! *[CV] [caption id="attachment_178360" align="aligncenter" width="438" caption="Sambil menahan napas, berfoto di dekat bunga bangkai (foto dok. pribadi)"]
13358194631238945034
13358194631238945034
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun