Sebagian besar anggota keluarga rumahnya berdekatan. Sehingga, terkadang lebih leluasa menyetorkan uang secara tunai. Terlebih ada juga yang penghasilannya harian, bukan bulanan. Sehingga setoran tidak dibatasi setiap bulan, tetapi bisa setiap hari, atau setiap ada uang yang ingin disetor.
Nanti administrator yang akan mengumpulkan. Saat uang yang terkumpul sudah dianggap lumayan banyak, uang tersebut biasanya disetor ke bank. Dalam satu rekening yang memang tidak digunakan. Menjelang Iduladha diambil.
Mengapa tidak mengumpulkan uang sendiri? Umumnya mereka beralasan tidak bisa karena setiap kali uang sudah terkumpul lumayan banyak, tergoda digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang terkadang tidak butuh-butuh sangat.
Saat uang dititipkan begitu, lebih aman tersimpan. Dan, akhirnya sukses bisa berkurban sesuai dengan niat.
Cara ini terinspirasi dari simpanan untuk Hari Raya Idulfitri sebenarnya. Dulu keluarga besar saya ada banyak yang suka ikut tabungan untuk Idulfitri. Menabung di orang lain, menjelang Idulfitri uangnya diambil.
Seiring waktu mereka berpikir, mengapa tidak mengadakan tabungan sendiri, untuk Iduladha juga. Selain akan merasa lebih aman karena yang menyimpan anggota keluarga sendiri, terkadang kurban pada saat Iduladha suka terlupakan. Mengumpulkan uang untuk membeli hewan kurban dalam waktu dekat suka terasa berat. Ujung-ujungnya malah tidak berkurban.
Memanfaatkan Uang Bonus/THR
Uang bonus atau Tunjangan Hari Raya (THR) umumnya sebesar satu kali gaji, atau bahkan lebih.
Nah, uang ini juga sebenarnya bisa digunakan untuk membeli hewan kurban. Tinggal kita pandai menyimpan hingga Iduladha tiba.
Namun, terkadang, uang bonus dan THR sudah ada peruntukannya sendiri. Entah untuk pulang kampung, membeli barang istimewa yang sudah lama dinanti, atau bahkan untuk biaya anak sekolah.
Biaya masuk anak sekolah lumayan banget nominalnya kalau swasta yang terbilang bagus. Begitu juga dengan biaya daftar ulang. Terlebih bila memiliki anak sekolah lebih dari satu.