Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Demi Gunakan Hak Pilih, Kami Lintasi Laut, Arungi Ombak

14 Februari 2024   17:16 Diperbarui: 14 Februari 2024   18:30 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami di Pelabuhan Pancung Belakangpadang, Batam. | Foto Dokumentasi Pribadi

Pukul 10.30 WIB saya dan suami bertolak dari rumah yang berada di kawasan Bengkong, Batam, Kepulauan Riau, ke Pulau Belakangpadang, Batam. KTP dan Kartu Keluarga kami memang tercatat di sana. Di Pulau kecil seberang Singapura. Otomatis kami juga terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Belakangpadang.

Agak ironis sebenarnya, karena persis di depan rumah ada Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tinggal buka pagar rumah seharusnya bisa langsung nyoblos. Namun, karena tidak mengurus pindah TPS, alhasil harus jauh-jauh ke Belakangpadang.

Saat di boat. Semua ditutup karena hujan dan ombak lumayan besar. | Foto dokumentasi pribadi.
Saat di boat. Semua ditutup karena hujan dan ombak lumayan besar. | Foto dokumentasi pribadi.

Melintasi Laut, Mengarungi Ombak

Anyway, kami sengaja juga sebenarnya tidak mengurus pindah TPS, biar sekalian pulang kampung ke Belakangpadang. Sudah lama juga tidak ke sana. Dan, kami bukan satu-satunya keluarga yang seperti itu. Ada banyak keluarga lain yang juga begitu. Tinggal di Pulau Batam, terdaftar untuk menggunakan hak suara di Belakangpadang.

Saya usai menggunakan hak pilih. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Saya usai menggunakan hak pilih. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Mereka asyik-asyik saja melakukan perjalanan dari Pulau Batam ke Pulau Belakangpadang untuk menggunakan hak suara. Alasannya sekalian pulang kampung, jalan-jalan, bertemu sanak-keluarga juga di sana.

Padahal, dari Pulau Batam ke Pulau Belakangpadang harus melintasi laut sekitar 15 menit. Kalau ombak sedang kuat bisa lebih lama dari itu.

Salah satu TPS di Belakangpadang, Batam. | Foto dokumentasi pribadi.
Salah satu TPS di Belakangpadang, Batam. | Foto dokumentasi pribadi.

Tadi kami menempuh perjalanan lumayan lama karena ombak sedang pasang. Saat di tengah perjalanan boat yang kami tumpangi sempat meliuk-liuk. Efek angin lumayan kencang dan hujan lumayan deras.

Agak takut juga. Sempat semua doa dibaca, tangan berpegangan erat ke sisi boat yang memang disediakan untuk berpegangan haha. Namun, alhamdulillah perjalanan pergi-pulang lancar dan selamat.

Antusiasme Pemilih Cukup Tinggi

Antusiasme masyarakat Kecamatan Belakangpadang untuk menggunakan hak suara memang tinggi.

TPS dihias serba pink hingga diberi cokelat. | Foto Dokumentasi Pribadi.
TPS dihias serba pink hingga diberi cokelat. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Menurut Ketua Panwaslu Kecamatan Belakangpadang, Julianto, yang sempat saya ajak mengobrol-ngobrol ringan usai menggunakan hak pilih, tahun 2019 lalu saja penggunaan hak suara mencapai 80 persen. Pemilu 2024 ini diharapkan lebih banyak lagi.

Untuk Kecamatan Belakangpadang yang terdiri dari pulau-pulau kecil, angka tersebut termasuk besar. Apalagi ada banyak warga Pulau Belakangpadang yang pindah domisili ke Pulau Batam. Saya dan suami salah duanya, hehe. Namun, saat pemilihan umum rela pulang ke Belakangpadang untuk menggunakan hak suara.

Sekertariat Bawaslu Kecamatan Belakangpadang, Batam. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Sekertariat Bawaslu Kecamatan Belakangpadang, Batam. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Selain itu, ada banyak TPS yang dihias sedemikian rupa sehingga terlihat lebih menarik. Ada yang dihias serba pink dan bagi-bagi cokelat karena tanggal hari ini bertepatan dengan Valentine's Day, ada juga yang dihias khas melayu dengan pantia yang menggunakan baju-baju Melayu.

Sayang tadi saya datang terlalu siang sehingga tidak leluasa mengabadikan momen-momen menarik tersebut. TPS juga sudah lumayan sepi karena saya datang sudah hampir di penghujung waktu pemilihan.

Kopitiam ramai pengunjung. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Kopitiam ramai pengunjung. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Tempat yang sangat ramai justru kopitiam. Hampir semua meja penuh. Kopitiam Ameng yang memang sangat terkenal di Belakangpadang malah tidak menyisakan meja kosong satupun. Alhasil, saya dan suami memilih kopitiam lain yang lokasinya juga tak jauh dari Pelabuhan Pancung Belakangpadang.

Warga Belakangpadang sepertinya sengaja ngopi-ngopi di kopitiam sambil menunggu waktu penghitungan suara. Mereka mengobrol-ngobrol ringan sambil mencicip beragam hidangan.

Pendistribusian Logistik Cukup Menantang

Saat saya tanya apa yang paling menarik saat Pemilu di Kecamatan Belakangpadang, Ketua Panwaslu Kecamatan Belakangpadang, Julianto, mengatakan pendistribusian logistik.

Pulau Sambu, salah satu pulau di Kecamatan Belakangpadang. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Pulau Sambu, salah satu pulau di Kecamatan Belakangpadang. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Meski hanya satu kecamatan, panitia harus mendistribusikan logistik pemilu ke 20 pulau-pulau kecil dengan menggunakan boat secara bertahap di mulai dari tanggal 11 Februari 2024 lalu.

Terlebih kondisi di bulan Februari ini cuaca kurang bersahabat. Hujan kerap turun lumayan deras, angin kencang, ombak juga meliuk-liuk.

Meski begitu, alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik dan lancar.

Nah, kalau teman-teman Kompasianer, bagaimana cerita menggunakan hak suaranya? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.

Salam Kompasiana! (*)

Air laut lumayan pasang. | Foto Dokumentasi Pribadi.
Air laut lumayan pasang. | Foto Dokumentasi Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun