Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tak Harus Ada Drama untuk Memiliki Rumah Pertama

5 Agustus 2020   18:54 Diperbarui: 6 Agustus 2020   09:55 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu perumahan. | Dokumentasi Pribadi

Bila tidak macet, hanya perlu waktu sekitar 10-15 menit. Apalagi waktu itu banyak teman kantor yang sudah mengambil KPR di perumahan tersebut. Sehingga, saya semakin mantap untuk mengkredit rumah.

Punya Rumah Saja Dulu, Idealis Kemudian

Terkadang kita menunda memiliki rumah karena ingin rumah pertama sesuai dengan harapan kita yang lumayan idealis. Rumah berukuran besar di lokasi strategis.

Bila dananya ada, sebenarnya tidak salah. Hanya saja bila dana terbatas, sebaiknya dipikirkan ulang. Jangan sampai karena terlalu idealis, kita kehilangan kesempatan untuk memiliki rumah.

Bila mengikuti ego, maunya langsung punya rumah besar di lingkungan yang nyaman seperti ini. | Dokumentasi Pribadi
Bila mengikuti ego, maunya langsung punya rumah besar di lingkungan yang nyaman seperti ini. | Dokumentasi Pribadi
Ada baiknya, KPR rumah saja dulu sesuai kemampuan, setelah rumah tersebut lunas bisa dijual, kemudian dijadikan uang muka untuk membeli rumah idaman.

Terlebih setelah beberapa tahun berlalu, pendapatan kita umumnya bertambah. Finansial lebih stabil. Sehingga, lebih memungkinkan mengkredit rumah dengan ukuran lebih besar di lokasi yang lebih strategis.

Rumah itu kebutuhan primer. Jadi, hal yang paling penting menurut saya, punya rumah saja dulu. Hitung-hitung menabung. Hitung-hitung berinvestasi. Bila pendapatan kita setiap bulan disimpan dalam bentuk uang, terkadang habis begitu saja untuk keperluan yang tidak begitu penting.

Selain itu, terkadang harga rumah tidak terkejar dengan tabungan. Saat tabungan sudah dirasa cukup, harga rumah yang diidamkan sudah melonjak lumayan tinggi.

Kalau menurut saya pribadi, selama aman dan akses transportasi mudah, membeli rumah yang sedikit di pelosok tidak masalah. Apalagi lingkungan perumahan itu biasanya berkembang. Saat awal KPR sepi, terpelosok, perlahan akan ramai.

Dulu di sekitar rumah pertama saya itu suasananya masih ndeso, jangankan mall, mini market berjaringan saja belum ada.

Sekarang sudah luar biasa ramai. Ada pusat perbelanjaan, rumah makan, hingga tempat rekreasi yang lumayan banyak dikunjungi wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun