"Semoga nanti Papa bisa dapat pekerjaan dengan gaji yang lebih banyak biar Mama tidak lagi harus bekerja."
Rani memandang Joni dengan perasaan tidak enak. Entah dari mana bocah berusia empat tahun itu mendapatkan kata-kata tersebut.
***
"Setiap pulang bekerja, papa Alexa selalu membawakan jajanan enak dan mainan. Nai, juga mau seperti itu."
"Nai, mau dibawakan apa?" Tanya Joni.
"Cokelat, donat, rumah Barbie, banyak, Pa," jawab Naira sambil memperagakan bentuk rumah Barbie yang ingin ia miliki.
"Nanti, kalau Mama dan Papa punya rezeki lebih, kita beli ya. Naira bantu berdoa agar Mama dan Papa diberi rezeki yang banyak," ujar Rani sambil memeluk Naira.
Rani tidak mau percakapan tersebut berlanjut. Ia tidak ingin membuat Joni merasa bersalah karena tidak bisa seperti tetangga sebelah. Gaji Joni sebagai Account Officer di sebuah bank hanya cukup untuk membayar cicilan rumah dan motor setiap bulan.
Sementara gaji Rani hanya cukup untuk menutupi kebutuhan mendasar sehari-hari dan membayar upah tetangga sebelah yang setiap hari menjaga Naira. Uang untuk membayar tagihan listrik dan air pun, terkadang harus mengorek uang bonus yang setiap tahun Rani dan Joni dapat dari kantor masing-masing.
Padahal uang bonus itu sengaja disimpan Rani untuk membeli kendaraan roda empat. Beberapa bulan ke depan Naira sudah akan bersekolah di salah satu TK yang cukup jauh dari rumah. Bila hanya mengandalkan sepeda motor, khawatir mobilitas terganggu karena cuaca. Terlebih pada bulan-bulan tertentu, Bogor kerap dilanda hujan hampir setiap hari.
***