Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Persiapan yang Matang, Kunci Mudik Aman dan Nyaman

28 Mei 2019   23:52 Diperbarui: 28 Mei 2019   23:58 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik dengan kereta api. | Dokumentasi Pribadi

Mudik menjelang Hari Raya Idulfitri selalu menjadi fenomena tersendiri di Indonesia. Pulang kampung seolah menjadi keharusan yang wajib dijalankan para perantau setiap kali lebaran tiba. Mereka berlomba pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari kemenangan bersama keluarga besar.

Tidak ada yang salah sebenarnya dengan tradisi mudik menjelang Idulfitri. Rasa nikmat merayakan lebaran bersama seluruh keluarga tercinta di kampung halaman tidak tergantikan. Hanya saja diperlukan "rambu" agar mudik tetap aman dan nyaman. Terlebih bila jarak tempat merantau dengan kampung halaman lumayan jauh.

Tentukan Moda Transportasi yang akan Digunakan

Saat memutuskan akan mudik kita harus mulai memikirkan moda transportasi apa yang akan digunakan. Apakah akan membawa kendaraan pribadi, atau lebih memilih menggunakan kendaraan umum.

Bila memilih kendaraan pribadi, beberapa hari sebelum berangkat cek kondisi kendaraan. Pastikan mobil yang akan kita gunakan dalam kondisi fit. Jangan sampai mobil digunakan begitu saja tanpa dicek terlebih dahulu. Khawatirnya nanti di tengah perjalanan mogok, rem tidak berfungsi dengan baik, atau ban tiba-tiba kempes.

Bila menggunakan kendaraan umum siapkan tiket dari jauh-jauh hari. Jangan sampai nekat pergi ke stasiun atau bandara tanpa memiliki tiket terlebih dahulu. Kalau kita beruntung mendapatkan tiket dadakan saat sampai di stasiun atau bandara. Kalau tidak? Nanti kita malah terlantar di stasiun atau bandara.

Selain itu, jangan hanya membeli tiket untuk pergi, pastikan juga kita mendapatkan tiket untuk pulang. Jangan sampai saat masa libur Idulfitri habis kita harus mengajukan cuti tambahan karena tidak kebagian tiket pulang. Apalagi bila pergi berombongan bersama keluarga.

Hal yang paling penting beli tiket di tempat resmi. Bisa melalui website langsung dari maskapai penerbangan, travel agent terpercaya, situs resmi Kereta Api Indonesia, atau melalui e-commerce. Bisa membeli dengan menggunakan uang secara tunai, bisa juga non tunai.

Jangan tergoda membeli tiket diluar tempat penjualan yang resmi. Apalagi karena iming-iming harga yang lebih murah. Walaupun dari orang yang kita kenal dan dirasa dapat dipercaya. Tidak sedikit yang tertipu. Uang melayang, kita tak jadi pulang.

Bawa Barang Secukupnya

Bawaan saat perjalanan itu beban lho. Terlebih bila kita menggunakan moda transportasi umum. Selain letih secara fisik karena harus menenteng barang tersebut dari mulai keluar rumah hingga sampai ke tujuan, kita juga lelah secara pikiran. Saat di bus atau kereta api, sebentar-sebentar mengecek apakah barang kita masih ada atau tidak. Jangan sampai lepas kontrol, barang bawaan sudah raib. Terlebih bila harga barang tersebut tidak murah.

Sebaiknya membawa barang secukupnya. Bawa pakaian yang tidak terlalu memakan tempat. Hindari membawa barang yang tidak perlu. Diapers bayi tidak usah dibawa dari rumah untuk keperluan selama kita pulang kampung. Bawa saja secukupnya, sisanya kita beli di kampung halaman.

Bila memungkinkan sebagian barang yang bukan pecah belah kita paketkan ke kampung halaman beberapa hari sebelum kita berangkat. Sehingga, kita lebih leluasa saat melakukan perjalanan. Begitupula saat balik ke perantauan, pakaian kotor yang sudah dipakai di kampung halaman mending dipaketkan dibanding ditenteng-tenteng masuk ke dalam pesawat. Agar tidak berat dibiaya, cari jasa pengiriman yang terjangkau. Toh pakaian kotor ini kan, tidak perlu sampai dengan cepat dan tidak perlu yang aman-aman banget karena khawatir digondol saat proses pengiriman.

Begitupula dengan buah tangan. Kalau mau bagi-bagi rezeki ke keluarga dan kerabat mending kasih uangnya saja. Tidak ribet. Kita bisa mengambil uang saat sampai di kota tujuan. Bisa juga malah langsung mentransfer ke rekening si penerima. Kalau bawa oleh-oleh makanan, kelamaan di bus atau kereta nanti penyet, kebanyakan membawa barang di pesawat nanti jatuhnya tidak ekonomis karena bagasi pesawat dibatasi.

Bila tetap ngotot membeli barang untuk dibagikan ke sanak saudara, beli saja di kampung halaman. Baju gamis di kota tujuan juga biasanya bagus-bagus kok. Begitupula dengan kue-kue kering untuk lebaran. Sama enaknya.

Sebelum diberikan ke kerabat, bilang saja secara jujur, maaf buah tangannya bukan langsung dari kota tempat kita tinggal, tapi beli di toko bla bla bla yang dekat sini. Kalau bawa dari tempat perantauan ribet. Pasti keluarga maklum kok. Apalagi mereka kan berharapnya bertemu kita, bukan bertemu oleh-oleh yang kita bawa.

Bawa Bacaan untuk Mengusir Bosan di Perjalanan

Perjalanan pulang kampung menjelang Idulfitri itu biasanya memerlukan waktu yang lebih panjang dibanding hari-hari biasa. Agar tidak bosan, bawa bacaan yang menarik. Bisa novel, majalah atau buku-buku Islam populer yang tidak terlalu memerlukan perenungan saat membaca.

Sehingga saat terkena macet, kala harus menunggu di stasiun, terminal atau gate bandara, kita tinggal mengisi waktu dengan membaca. Saat mudik usahakan jangan terlalu banyak menggunakan ponsel. Terlebih bila smartphone yang kita miliki lumayan canggih dan mahal. Bukan apa-apa, khawatir menjadi target kejahatan. Sekarang ini orang tidak dinilai melalui pakaian yang dikenakan, tetapi dari ponsel yang digunakan.

Jangan Terburu-buru Ingin Lekas Sampai Tujuan

Namanya pulang kampung, umumnya kita ingin cepat-cepat sampai tujuan. Semakin cepat bertemu sanak-famili, semakin baik. Namun bila kondisi tidak memungkinkan untuk secepatnya sampai di tempat tujuan, jangan dipaksakan. Khawatirnya nanti malah mengganggu kesehatan.

Bila kita menyetir kendaraan sendiri dan merasa sangat mengantuk, lebih baik istirahat dulu. Tidur secukupnya. Jangan memaksakan terus menyetir. Khawatirnya nanti bukannya cepat sampai tujuan, kita malah harus mampir ke rumah sakit karena menyenggol kendaraan lain akibat mengantuk. Itupun mending kalau hanya mampir ke rumah sakit karena luka ringan, kalau sampai cacat atau malah meninggal? Ih, amit-amit ya. Tok Tok Tok.

Bila pulang kampung bersama balita juga jangan memaksakan perjalanan yang tanpa jeda. Bisa-bisa nanti si kecil stress. Anak saya pernah seperti itu. Ia sampai tidak mau makan. Ujung-ujungnya waktu pulang kampung lebih banyak dihabiskan di rumah sakit karena anak harus diopname.

Setiap berapa jam usahakan refreshing. Keluar dulu dari kendaraan. Entah untuk makan, atau hanya memberi kesempatan si anak berlari-lari sebentar di alam terbuka. Terlebih saat mudik banyak pos-pos mudik menarik yang bisa kita kunjungi dan manfaatkan untuk istirahat atau refreshing.

Selamat Mudik! Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun