Mohon tunggu...
Cucuk Espe
Cucuk Espe Mohon Tunggu... Penulis - pecinta seni yang menulis

esais, sutradara https://id.wikipedia.org/wiki/Cucuk_Espe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Palu-Arit

23 September 2017   00:28 Diperbarui: 23 September 2017   01:32 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namaku palu

Tugasku menancapkan paku

Atau memecah batu

Namaku arit

Tugasku memotong rumput

Tajamku pun selangit

Palu dan arit tak ada sejarah bersama

Tetapi keduanya selalu hadirkan curiga

Para komprador yang bangun kesiangan

Minum kopi berdebat atur setrategi

--: Tuhan pun sembunyi di balik laci.

                                                      Jakarta, 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun