Mohon tunggu...
Cucu Suwandana
Cucu Suwandana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Program Doktoral UNINUS Bandung

Cucu Suwandana adalah Kepala SMPN 2 Talegong Kabupaten Garut, penulis buku "layanan pelet sutera" ,"mendongkrak profesionalisme guru di daerah tertinggal" dan "Pelet sutera" dari sudut pandan Agama, Filsafat,Psiokologi, dan Sosiologi. Kepala SMP inspiratif terbaik tingkat nasional tahun 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hakikat Kebermanfaatan Diri untuk Orang Lain

14 April 2022   14:28 Diperbarui: 14 April 2022   15:26 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kita menempatkan moto Hidup adalah bagian dari solusi bukan bagian dari masalah , lantas menjadikan hal ini sebagai acuan setiap langkah, apakah itu mudah?

Ternyata tidak selalu mudah. Didalamnya penuh dengan konsekuensi dan resiko yang harus dihadapi.

Apa sih konsekuensinya?

Diantara konsekuensinya ada dua hal pokok yang menjadi dasar , pertama harus berilmu agar bisa menjadi solusi bagi orang lain. Yang kedua, harus ikhlas dalam menjalankan segala aktifitas. Berharap dengan ikhlas, kebaikan-kebaikan yang kita lakukan menjadi bekal di akhirat kelak.

Bagaimana menjadikan diri berilmu?

Tentu dengan belajar... belajar... dan belajar, agar meningkat kualitas ilmu dan amal. Ilmu menyematkan keluhuran, kemuliaan yang tak terkikis oleh perjalanan malam dan siang. Ia tak tak lekang oleh pergantian masa dan tahun.

Ilmu akan membangun kewibawaan tanpa kekuasaan, kekayaan tanpa harta, kedigdayaan tanpa senjata, kebangsawanan tanpa keluarga besar, para pendukung tanpa upah, pasukan tanpa gaji... masya Allah.

Nah ...dengan ilmu itulah modal untuk menjadi solusi bagi orang lain... agar kit menjadi insan yang berkualitas sesuai dengan salah satu hadits :

" Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia "( HR.Ahmad, ath-Thabrani, as-Daruqutni) .

Begitu pula jaminan Allah SWT dalam firmannya,

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri" ( al-Isro ayat 7)

Yang kedua, sungguh berat, semua kebaikan yang kita lakukan harus dilandasi oleh keikhlasan. Implementasinya tidak cukup hanya dengan berbuat kebaikan saja. Allah akan menseleksi setiap amal itu dari niatnya dan keikhlasannya. Tanpa ikhlas, amal seseorang akan sia-sia tidak berguna. Tidak dipandang sedikitpun oleh Allah swt. Aduhai sesalnya.

Imam Al-Ghazali menuturkan,

"Setiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang beramal (dengan ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas (dalam amalnya). Namun orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal".

Hanya orang-orang yang ikhlas beramal yang akan mendapat keutamaan dan keberkahan sangat besar.

Seperti dijamin Allah dalam firman-Nya,

. . .  

"Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam syurga-syurga yang penuh kenikmatan". (Ash-Shaaffat: 40-43).

Selain konsekuensi ketika ingin bermanfaat bagi orang lain ada pula resiko yang akan dihadapinya.

Apa sih resikonya ?

Ada beberapa resiko yang dihadapi baik itu resiko yang bersifat positif ataupun bersfat negatif, resiko yang bersifat negatif diataranya kita akan merasa lelah, cape....terkadang terbersit dalam benak kita " mengapa sih.....harus ngurusin orang lain......semua itu resilo yang harus kita tanggung.

Resiko yang bersifat positif , akan mendapatkan sanjungan, pujian, ucapan terima kasih.dan ini resiko yang paling berbahaya karena bisa saja mengikis semuanya jikalau muncul raya riya dan takabur.

Kita sadari semua bahwa Pujian dan perkataan orang lain terhadap seseorang merupakan suatu hal yang pada umumnya disenangi oleh manusia. Bahkan Rasulullah pernah menyatakan ketika ditanya tentang seseorang yang beramal kebaikan kemudian ia dipuji oleh manusia karenanya, beliau menjawab, "Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin." (HR. Muslim)

Begitu pula sebaliknya, celaan dari orang lain merupakan suatu hal yang pada umumnya tidak disukai manusia.

Namun saudaraku, janganlah engkau jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab engkau beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas.

Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh.

Bagaimana agar semua kebaikan yang kita lakukan berdasarkan keikhlasan yang hakiki dan terhindar dari rasa riya?

Teruslah bergerak untuk memproduksi kebaikan, kemudian lupakan semua kebaikan yang telah kita lakukan. Fokus saja pada niat untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang selanjutnya. Biarkan kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan sirna dari benak kita. Terhempas oleh rencana-rencana kebaikan-kebaikan lanjutnya.

Bagai kita berjalan di tepi pantai... tapak kaki terukir di atas pasir. Izinkan tersapu bersih oleh ombak yang bergerak. Kita lanjutkan perjalan, melupakan ukiran-ukiran jejak yang hilang.

Mewujudkan ikhlas memang bukan perkara yang mudah, hanya orang yang mendapat hidayah dari Nya yang mampu melakukan dengan sungguh sungguh, sebab itu mari kita memohon pada Allah yang maha membolak balik kan hati dan berlindung dari godan syetan serta hawa nafsu duniawi agar amal perbuatan yang kita lakukan mampu dijalankan dengan niat ikhlas dan mendapat ridho Nya.

Sungguh perkara paling penting adalah mengikhlaskan diri kepada Allah dalam setiap amal ibadah yang dilakukan. Tetap lakukan perbuatan baik dimanapun dan kapanpun serta bagaimanapun kondisi anda. Sekian dan terima kasih.

Sumber : artikel Cucu Suwandana ( Penulis Yang Sama)  (https://www.kompasiana.com/cucusuwandana/5e73485cd541df1fc8578313/hakikat-kebermanfaatan-diri-untuk-orang-lain?page=all&page_images=1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun