Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Piala Eropa 2020 di Stadion Wembley

11 Juli 2021   19:51 Diperbarui: 11 Juli 2021   20:24 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.uefa.com/)

Roberto Mancini kemudian datang dari titik terendah sepak bola Italia pada 2018. Mancio mengusung "renaissance", masa pencerahan. Dengan tekun Mancini bekerja membangun dari nol skuad Italia, dan saat ini telah mencapai sesuatu yang istimewa untuk mendapatkan kembali cinta dari seluruh negara dan disegani di tingkat persaingan internasional.

"La Nazionale" salah satu tim paling diuntungkan dengan tertundanya Euro selama setahun. Talenta-talenta muda "Gli Azzuri" yang dipoles Mancini sejak pertama kali menangani tim pada Mei 2018 bisa punya waktu lebih panjang untuk terus semakin padu dan membangun mentalitas kuat.

Italia paling pesat perkembangannya ketimbang tim manapun. Tim yang fantastis dengan melewati 33 pertandingan tanpa kekalahan. Italia telah menjadi tim top selama tiga tahun terakhir. Banyak pundit dan media, menilai pasukan muda Mancini adalah tim terbaik dan terorganisir di Euro 2020. Anggota skuad bersatu sebagai tim dan tidak ada pemain yang mementingkan ego.

Setelah tampil nyaris sempurna di penyisihan Grup A, Giorgio Chiellini cs mengalahkan dua tim favorit, Belgia dan Spanyol. Mereka bermain dengan energi besar dengan gaya yang hebat. Menunjukkan permainan menyerang yang makin ampuh, sekaligus pendekatan pragmatis dengan pertahanan kuat, seperti saat mengalahkan Spanyol di semifinal. 

Cara mereka bermain enak ditonton. "Gli Azzuri" bermain tanpa tekanan, bahkan hingga perpanjangan waktu dan adu pinalti. Tak ada yang ragu bahwa Italia pantas berada di final. 

Dan kini di ujung perjalanan fantastis itu, di depan meraka ada Inggris yang akan didukung secara meriah 50 ribu fans (dari 65 ribu penonton di final Wembley). 

*****

Hampir sama, Inggris kini sudah menunjukkan kesatuan sebagai tim.

Tim-tim Inggris sebelumnya berisi kumpulan pemain yang  telah dikalahkan oleh dirinya sendiri, berlomba menjadi bintang karena perhatian media kepada tim Inggris selalu menjadi prioritas. Tiap berangkat ke turnamen, Inggris hanya membawa nama besar, tanpa menampilkan sepak bola kelas dunia. Penampilannya selalu mengecewakan, tidak bergairah, seperti kurang tenaga. 

Steven Gerrard dalam bukunya, My Story, mengungkap darah panas Inggris sulit dibantah, para pemain lebih suka menjadi bintang, kurang fokus pada sepak bola. Kesombongan mendahului kejatuhan, anggota skuad Inggris selalu merasa 'inilah aku, pemain Liga Inggris', kompetisi paling menarik dan paling kompetitif di dunia".

Berkat kerja keras dan kerendahan hati Gareth Southgate, manajer Inggris yang masih punya 'trauma' Euro 1996, Inggris saat ini jauh lebih solid dari tim Inggris yang pernah ada. Mereka dengan kekuatan mental dan kolektivitas tim tak mudah menyerah pada situasi tersulit sekali pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun